Suara.com - Riset dari Inggris menyebut penutupan sekolah tidak memiliki dampak signifikan dalam pencegahan penyebaran virus Corona Covid-19. Hal ini merupakan hasil riset terbaru yang diterbitkan oleh University College London (UCL).
Mengalihbahasakan dari The Guardian, penutupan sekolah harus kembali memikirkan konsekuensi ekonomi dan sosial yang mendalam, terutama untuk anak-anak yang paling rentan.
Menurut badan pendidikan PBB, Unesco, lebih dari 90% siswa di dunia telah dipengaruhi oleh penutupan. Penelitian UCL adalah studi pertama yang melihat dampak penutupan sekolah pada penyebaran virus corona.
Studi yang dipimpin UCL menyimpulkan bahwa penutupan sekolah untuk memerangi Covid-19 sangat lemah. Dari data statistik wabah influenza menunjukkan penutupan sekolah bisa memiliki efek yang relatif kecil pada virus dengan transmisi tinggi seperti Covid-19.
Sementara virus corona juga memiliki efek klinis yang jelas rendah pada anak sekolah.
Tim peneliti meninjau 16 studi tentang wabah dari virus lainnya, termasuk epidemi Sars 2003 di China, Hong Kong dan Singapura. Epidemi tersebut menampilkan, bahwa penutupan sekolah tidak membantu mengendalikan epidemi.
“Kami tahu dari penelitian sebelumnya bahwa penutupan sekolah kemungkinan memiliki efek terbesar jika virus memiliki tingkat penularan yang rendah dan tingkat serangan lebih tinggi pada anak-anak. Ini kebalikan dari Covid-19,” kata penulis utama studi tersebut, Prof Russell Viner dari UCL Great Ormond Street Institute of Child Health pada The Guarfian.
“Data tentang manfaat penutupan sekolah dalam wabah Covid-19 terbatas tetapi apa yang kita ketahui menunjukkan bahwa dampaknya mungkin hanya kecil dibandingkan dengan langkah-langkah pengendalian infeksi lainnya seperti isolasi," tambahnya.
Viner adalah presiden Royal College of Paediatrics and Child Health. Ia juga mengatakan pada The Guardian, bahwa manfaat yang didapat dari menutup sekolah harus dipertimbangkan.
Baca Juga: PA 212 soal Panduan Ibadah Ramadan Kemenag: Terkesan Batasi Syiar Islam
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat