Suara.com - Selama pandemi corona Covid-19 berlangsung, kesehatan dan kekebalan tubuh menjadi hal yang diperlukan agar tetap sehat. Sayangnya ada beberapa makanan dan kebiasaan makan yang bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Seorang Nutrisionis dan penulis New York Times, Cynthia Sass, MPH, RD berbagi melalui Health mengenai makanan dan kebiasaan makanan yang menurunkan daya tahan tubuh. Mari simak!
1. Makan Makanan Begaram Terlalu Banyak
Sebuah penelitian baru dari University Hospital of Bonn yang dilakukan pada manusia dan tikus menyimpulkan bahwa terlalu banyak garam dapat menyebabkan defisiensi imun. Para peneliti menemukan bahwa ketika ginjal mengeluarkan kelebihan natrium, efek yang terjadi adalah pengurangan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri.
Mengalihbahasakan dari Health, Covid-19 adalah penyakit infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder. Penelitian tersebut menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara kelebihan natrium dan fungsi kekebalan secara keseluruhan.
Menurut Dietary Guidelines for Americans, batas harian natrium yang disarankan adalah di bawah 2.300 mg per hari untuk orang dewasa yang sehat, kurang dari asupan rata-rata aktual 3.440 mg per hari.
Menurut CDC, lebih dari 70% konsumsi natrium orang Amerika berasal dari makanan olahan. Itulah sebabnya cara terbaik untuk mengekang asupan Anda adalah dengan membatasi produk olahan, seperti sup kalengan dan pizza beku. Periksa kadar natrium per sajian pada label Fakta Gizi.
"Sedangkan untuk mengasinkan makanan, satu sendok teh garam meja mengandung 2.300 mg natrium. Jika Anda menggunakan sedikit garam untuk membumbui makanan segar, Anda masih bisa tetap di bawah batas yang disarankan," tulis Cynthia Sass dalam Health.
2. Gula Berlebih
Baca Juga: Peringati Hari Kesehatan Dunia, Telkom Pasang Lampu di Landmark Tower
Mengurangi kelebihan gula bermanfaat bagi kesehatan tubuh termasuk soal kekebalan tubuh.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa setelah puasa semalam, manusia yang diberi 100 gram gula mengalami pengurangan kemampuan sel kekebalan untuk menelan bakteri. Efek terbesar ditemukan antara satu dan dua jam kemudian namun penurunan kekebalan akan bertahan hingga lima jam.
The American Heart Association merekomendasikan untuk membatasi gula tambahan yang terkandung dalam makanan. Lembaga tersebut menyatatakn, bahwa konsumi gula sebaiknya tidak lebih dari enam sendok teh per hari untuk wanita dan sembilan untuk pria.
Satu sendok teh sama dengan empat gram gula tambahan, sehingga 24 dan 36 gram gula tambahan masing-masing untuk wanita dan pria setiap hari.
Jika saat stres Anda selalu ingin makanan bergula, maka cobalah pereda stres lain. "Anda bisa menjangkau orang-orang terkasih, berlatih meditasi, melakukan latihan dalam ruangan, atau bahkan bermain video game," tulis Chyntia.
3. Kafein Berlebih
Kopi dan teh bersifat melindungi kesehatan, karena tingginya tingkat antioksidan yang dikaitkan dengan anti-peradangan. Namun, terlalu banyak kafein dapat mengganggu tidur yang akan meningkatkan peradangan dan mengganggu kekebalan tubuh.
Oleh karena itu, pastikan minum kopi 6 jam sebelum jam tidur agar tidak mengganggu kekebalan tubuh.
4. Terlalu Banyak Alkohol
Mengonsumsi alkohol yang berlebihan, bahkan dalam jangka pendek dapat mengubah sistem kekebalan tubuh.
Melansir Health, dalam sebuah makalah yang diterbitkan melalui jurnal Alcohol Research, para peneliti mencatat bahwa ada hubungan yang telah lama diamati antara asupan alkohol yang berlebihan dan respon imun yang melemah.
Efeknya termasuk peningkatan kerentanan terhadap pneumonia dan kemungkinan yang lebih besar untuk mengembangkan sindrom stres pernapasan akut (ARDS).
5. Kurang Serat
Serat mendukung kesehatan pencernaan yang baik dan membantu mengubah susunan bakteri usus dengan cara yang meningkatkan kekebalan tubuh dan suasana hati.
Penelitian menunjukkan bahwa asupan serat makanan dan prebiotik yang lebih tinggi mendukung fungsi kekebalan tubuh yang lebih sehat, termasuk perlindungan terhadap virus. Serat yang memadai juga meningkatkan kualitas tidur.
Menurut Cynthia Sass, cara terbaik untuk meningkatkan asupan serat adalah dengan mengonsumsi lebih banyak makanan utuh, termasuk sayuran, buah, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang polong, kacang buncis, dan biji-bijian.
"Tukar sereal manis dengan oatmeal yang ditambah buah dan kacang di atasnya, ganti daging tanpa serat dengan kacang atau lentil, tukar kudapan dalam kemasan, seperti kue dan keripik, dengan kombo buah dan kacang," tulis Cynthia Sass.
6. Kurang Sayur Hijau
Sayuran hijau dianggap mampu meningkatkan kekebalan tubuh. Tumbuhan ini memberikan nutrisi penting yang untuk membantu fungsi kekebalan tubuh, termasuk vitamin A dan C, plus folat.
Sayuran hijau juga menawarkan senyawa bioaktif yang melepaskan sinyal kimia dan mengoptimalkan imunitas dalam usus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis