Suara.com - Studi: Kandidat Vaksin MERS Bisa Jadi Solusi Atasi Virus Corona Covid-19
Hingga kini belum ada vaksin yang dapat melindungi manusia dari virus corona baik yang menyebabkan sakit Covid-19 maupun SARS dan MERS.
Sialnya, dampak virus corona telah meluas ke segala penjuru dunia. Ini juga yang membuat para ilmuwan harus kejar-kejaran mencari solusi terbaik.
Diwartakan laman Science Daily, Rabu (8/4/2020) banyak laboratorium di seluruh dunia telah mengembangkan kandidat vaksin untuk virus MERS yang diharapkan bisa digunakan untuk virus corona penyebab sakit Covid-19 atau SARS Cov 2.
Pada jurnal American Society of Microbiology mengungkap bagaimana vaksin tersebut mampu mengurangi kematian hingga 30 persen.
Kandidat vaksin itu adalah sejenis virus RNA atau yang disebut juga virus parainfluenza 5 (PIV5), yang bisa menyebabkan batuk pada anjing, tapi nampak tidak berbahaya untuk manusia. Dalam PIV5 ini direkayasa dengan gen tambahan, sehingga sel yang terinfeksi akan menghasilkan S, atau lonjakan glikoprotein yang diketahui mampu melawan infeksi.
"PIV5 tampak sebagai virus yang tidak berbahaya pada manusia," ungkap Ahli Paru-paru dan Ahli Coronavirus Paul McCray, MD, Universitas of Lowa City .
"PIV5 sepertinya tidak menyebabkan efek sitopatik," ungkap Ahli virus Biao He, Ph.D Universitas Georgia Athena yang bekerjasam dengan McCray. Efek sitopatik sendiri adalah perubahan atau kelainan struktur yang timbul dalam sel inang yang diakibakan oleh infeksi virus
PIV5 ini kemudian diujicoba pada tikus yang direkayasa secara genetik, di mana tikus memiliki sel seperti manusia tempat masuk virus.
Baca Juga: Tips Membuat CV yang Baik Agar CV mu Dilirik oleh HRD
Dosis vaksin kemudian diberikan secara tunggal, sehingga saat masuk menyebabkan sel-sel yang terinfeksi virus menghasilkan protein S, yang pada akhirnya memicu kekebalan.
Empat minggu setelah tikus menerima vaksin, mereka dipaparkan pada virus MERS dengan jumlah infeksi yang bisa mematikan. Virus MERS juga diberikan kepada yang telah menerima vaksin PIV5 modifikasi protein S, dan satu kelompok tikus yang tanpa protein S.
Hasilnya, semua tikus yang diimunisasi virus PIV5 yang dimodifikasi protein S berhasil selamat dari infeksi virus MERS. Sebaliknya semua tikus yang diimunisasi dengan PIV5 tanpa S meninggal karena infeksi.
Pendekatan seperti itulah yang akan digunakan dalam membuat vaksin virus corona SARS CoV 2 yang menyebabkan sakit Covid-19. "Kami cukup tertarik menggunakan virus sebagai sarana pengiriman gen," kata McCray.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat