Suara.com - Pandemi Covid-19 tidak hanya memengaruhi kesehatan orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak. Berbagai aspek kesehatan menjadi terhambat akibat mewabahnya virus corona baru ini.
Unicef mengatakan sejumlah 117 juta anak berisiko terlambat mendapatkan vaksin campak.
Penyakit yang menyebabkan batuk, ruam, dan demam, dapat dicegah dengan imunisasi vaksin MMR.
Kampanye imunisasi campak di 24 negara pun telah ditunda, termasuk beberapa negara yang sudah menangani wabah campak besar, seperti Bangladesh, Brasil, Bolivia, Kamboja, Chad, Chili, Kolombia, Djibouti, Republik Dominika, Republik Demokratik Kongo.
Negara lainnya adalah Ethiopia, Honduras, Kazakhstan, Kirgistan, Libanon, Maladewa, Meksiko, Nepal, Nigeria, Paraguay, Somalia, Sudan Selatan, Ukraina, dan Uzbekistan.
Namun, Unicef mengatakan akan lebih banyak lagi yang mungkin menghadapi gangguan.
"Jika pilihan yang sulit untuk menghentikan vaksinasi dibuat karena penyebaran virus corona, kami mendesark para pemimpin untuk mengintensifkan upaya untuk melacak anak-anak yang tidak divaksinasi sehingga populasi yang paling rentan dapat diberikan vaksin campak segera setelah dimungkinkan," kata Unicef, dikutip BBC.
"Gangguan pada layanan vaksin rutin akan meningkatkan risiko anak-anak tertular penyakit mematikan, menambah tekanan saat ini pada layanan kesehatan nasional dan berisiko pandemi penyakit menular kedua," tambah Juru Bicara Joanna Rea.
Unicef mengatakan, meski akan ada banyak tuntutan pada sistem kesehatan, memberikan semua layanan imunisasi, termasuk vaksin campak adalah hal sangat penting untuk menyelamatkan banyak nyawa.
Baca Juga: WHO Catat 140.000 Orang Meninggal Akibat Mandeknya Vaksinasi Campak
Dilansir ABC News, lebih dari 140.000 orang di seluruh dunia meninggal akibat campak pada 2018, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak di bawah usia lima tahun.
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Waspada! Menkes Sebut Campak 18 Kali Lebih Menular dari COVID-19, KLB Mengancam Sejumlah Wilayah
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Alasan Covid Dimentahkan, Pengacara Roy Suryo Sebut Jawaban Kejagung soal Eksekusi Silfester Absurd
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah