Meskipun vaksin rabies untuk hewan peliharaan yang diperkenalkan pada 1920-an telah membantu membuat penyakit ini sangat jarang di negara maju. Sayangnya rabies tetap menjadi masalah serius di India dan beberapa bagian Afrika.
"Itu menghancurkan otak, itu penyakit yang sangat sangat buruk," kata Muhlberger.
"Kami memiliki vaksin untuk melawan rabies dan kami memiliki antibodi yang berfungsi melawan rabies, jadi jika seseorang digigit oleh hewan rabies, kami dapat merawat orang ini," katanya.
"Namun, jika Anda tidak mendapatkan perawatan ada kemungkinan 100 persen Anda akan mati," tambahnya.
Di dunia modern, virus yang paling mematikan dari semuanya mungkin adalah HIV.
"Ini masih merupakan pembunuh terbesar," kata Dr. Amesh Adalja, seorang dokter penyakit menular dan juru bicara untuk Infectious Disease Society of America pada Live Science.
Diperkirakan 32 juta orang telah meninggal karena HIV sejak penyakit ini pertama kali dikonfirmasi pada awal 1980-an.
Baca Juga: Harga Gas Turun, PGN Bakal Merugi
"Penyakit menular yang memakan korban terbesar umat manusia saat ini adalah HIV," kata Adalja.
Obat antivirus yang kuat telah memungkinkan orang hidup selama bertahun-tahun dengan HIV. Tetapi penyakit ini terus menghancurkan banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana 95 persen infeksi HIV baru terjadi.
Menurut WHO, hampir 1 dari setiap 25 orang dewasa di Afrika positif HIV.
Pada tahun 1980, Majelis Kesehatan Dunia menyatakan dunia bebas dari cacar. Tetapi sebelum itu, manusia berjuang melawan cacar selama ratusan tahun dan penyakit ini membunuh sekitar 1 dari 3 orang yang terinfeksi.
Cacar membuat korban selamat dengan bekas luka yang dalam dan permanen, bahkan ada yang mengalami kebutaan.
Tingkat kematian jauh lebih tinggi pada populasi di luar Eropa di mana orang memiliki sedikit kontak dengan virus sebelum pengunjung membawanya ke wilayah mereka.
Sejarawan memperkirakan 90% populasi asli Amerika meninggal karena cacar yang diperkenalkan oleh penjelajah Eropa. Pada abad ke-20 saja cacar menewaskan 300 juta orang.
"Itu adalah sesuatu yang menjadi beban besar di planet ini, tidak hanya kematian tetapi juga kebutaan dan itulah yang mendorong kampanye untuk memberantas cacar dari Bumi," kata Adalja pada Live Science.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!