3. Perhatian Sosial
Kita memikirkan cinta yang kita bagi bersama pasangan sebagai cinta yang paling penting. Tetapi ketika menyangkut sistem kesehatan dan biologi, interaksi singkat dan positif apa pun baik itu dengan pasangan, teman atau pengemudi ojek online yang baru Anda temui sama pentingnya dan memiliki bobot yang sama.
Fredrickson menjalankan studi di mana para peserta mendaftar untuk mempraktikkan jenis meditasi tertentu yang disebut meditasi cinta kasih (LKM).
Tim menguji nada atau kekuatan vagus subyek sebelum dan sesudah penelitian. Mereka menemukan bahwa semakin banyak interaksi sosial, maka emosi positif peserta meningkat. Dan ketika jumlah interaksi sosial meningkat, makan nada vagus juga meningkat.
4. Bahaya Kesepian
Melansir dari Discover Magazine, sebuah tinjauan tahun 2016 dari 28 penelitian menunjukkan betapa mematikannya jika Anda terputus dari interaksi sosial.
Para peneliti melihat data dari lebih dari 180.000 orang dewasa yang kesepian atau terisolasi secara sosial. Mereka menemukan bahwa kesepian, isolasi sosial atau keduanya dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung 29 persen dan risiko stroke 32 persen lebih besar.
Orang-orang yang melaporkan lebih sedikit hubungan sosial juga menunjukkan pola tidur yang terganggu, sistem kekebalan tubuh yang berubah, peradangan yang lebih tinggi, dan peningkatan kadar hormon stres.
John Cacioppo, seorang psikolog sosial di Universitas Chicago, mempelajari kesepian selama lebih dari dua dekade sebelum kematiannya pada tahun 2018.
Baca Juga: 160 Saham Nyungseb, IHSG Hari Ini Loyo di Zona Merah
Dalam sebuah penelitian, ia menemukan bahwa individu yang kesepian atau terisolasi memiliki peningkatan risiko tidak hanya penyakit jantung dan stroke tetapi juga kanker.
Ia dan mitra penelitiannya, psikiater Steven Cole dari UCLA, mengamati dalam sebuah studi 2015 bahwa sel-sel sistem kekebalan pada individu yang kesepian berubah.
Dengan kata lain, ada perubahan penting dalam cara sel-sel sistem kekebalan berperilaku pada individu yang kesepian versus mereka yang memiliki lebih banyak kesempatan untuk koneksi sosial yang asli.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat