Suara.com - Terungkap, Pengaruh Genetik dan Lingkungan Terhadap Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan jenis masalah kesehatan mental yang paling umum. Misalnya saja di Amerika, National Association on Mental Illness (NAMI) mencatat 19% dari mereka mengalami gangguan kecemasan.
Peneliti menemukan bahwa gen pada kromosom 9 berhubungan dengan kecemasan pada manusia.
Tetapi, pengalaman seseorang dalam lingkungannya, termasuk pola asuh dalam keluarga, juga merupakan faktor penting dalam seseorang mengembangkan gangguan kecemasan.
Kecemasan dan genetik
Dilansir Insider, seseorang lebih mungkin mengembangkan gangguan kecemasan jika anggota keluarganya juga mengalami hal yang sama.
Peluang gangguan kecemasan menurun dalam keluarga adalah sebesar 26%. Jadi, risiko seseorang untuk mengembangkan kecemasan secara genetik adalah sekitar seperempat.
Artinya, faktor lain seperti pengalaman traumatis atau penyakit fisik, dapat memiliki dampak lebih besar. Dan keluarga masih bisa menjadi salah satu faktornya dengan cara selain genetik.
Satu studi pada 2018 menunjukkan anak dengan gangguan kecemasan tiga kali lebih mungkin memiliki salah satu orang tua yang juga menderita gangguan kecemasan.
Baca Juga: Kecemasan Chacha Frederica Jelang Lahiran di Tengah Pandemi Corona
Kombinasi genetika dan peristiwa kehidupan
Selain genetik, peristiwa traumatik atau stres, juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan gangguan kecemasan.
"Keyakinan utama yang mendasari setiap gangguan kecemasan adalah rasa lemah berlebihan di dunia, tentang diri sendiri atau orang yang disayangi. Pada dasarnya, ini tentang memahami apakah pengalaman membuat Anda mengembangkan keyakinan bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya," ujar psikolog dan co-CEO dari My Online Teraphy, Elena Touroni.
Berbagai pengalaman masa kanak-kanak yang berbeda, baik di rumah, sekolah, atau tempat lain, adalah penjelasan mengapa beberapa anak mungkin mengalami gangguan kecemasan, sedangkan yang lainnya tidak.
"Penyakit mental sangat berbeda dengan penyakit fisik. Kami tidak selalu dapat menemukan hubungan nyata karena banyak variabel atau faktor," sambung Touroni.
Berita Terkait
-
Sering Tergoda! Fast Beauty, Perawatan Diri atau Ancaman Lingkungan?
-
Bukan Sekadar Suka Bersih, Kenali Gejala dan 5 Tipe OCD Menurut Psikolog
-
Kementerian Lingkungan Hidup Rampungkan Instrumen Sekolah Dorong Program Adiwiyata
-
Eco-Living untuk Anak Muda: Gaya Hidup Kekinian yang Menyelamatkan Bumi
-
Bukan Cuma Capek Biasa: Kenali Tanda-tanda 'Burnout' Sebelum Terlambat
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis