Suara.com - Pada Selasa (21/4/2020) kemarin kita dihebohkan dengan berita seorang lelaki asal Sragen, Sumardi (41), terpaksa mencuri empat kilogram beras lantaran keluarganya kelaparan di tengah pandemi Covid-19.
Dia mengaku tidak dapat mengandalkan penghasilannya untuk memberi makan keluarga, yang terdiri dari dua mertua, seorang istri, dan dua anak.
PBB dan para ahli lainnya memang telah memperingatkan bahwa krisis virus corona baru akan mendorong lebih dari seperempat miliar orang ke jurang kelaparan. Kecuali jika tindakan cepat diambil untuk menyediakan makanan dan bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang paling berisiko.
Menurut laporan The Guardian, sekitar 265 juta orang di seluruh dunia diperkirakan akan menghadapi kerawanan pangan akut pada akhir tahun ini, dua kali lipat dari jumlah (130 juta) yang diperkirakan tahun lalu.
"Covid-19 berpotensi menjadi bencana bagi jutaan orang. Ini bagai pukulan palu bagi lebih dari jutaan yang hanya bisa makan jika mereka mendapat upah. Lockdown dan resesi ekonomi global telah mengurangi cadangan telur mereka. Kita harus bertindak bersama sekarang untuk mengurangi dampak bencana global ini," tutur kepala ekonom di World Food Programme, Arif Husain.
Kelaparan global bisa menjadi dampak besar berikutnya dari pandemi.
"Pada saat tantangan global yang luar biasa ini, dari konflik hingga goncangan iklim hingga ketidakstabilan ekonomi, kita harus melipatgandakan upaya untuk mengalahkan kelaparan dan kekurangan gizi. Kita memiliki alat dan pengetahuan. Apa yang kita butuhkan adalah kemauan politik dan komitmen berkelanjutan oleh para pemimpin dan bangsa," tutur Antonio Guterres, sekretaris jenderal PBB.
Laporan ini, yang dipresentasikan di depan dewan keamanan PBB, mendukung pernyataan bahwa dunia dapat menghadapi pengulangan kenaikan harga pangan 2007-2008 yang memicu pergolakan politik, dampaknya masih terasa di seluruh Timur Tengah dan dari Asia ke Amerika Latin.
Di sisi lain, kekurangan tenaga kerja karena orang jatuh sakit dapat membuat tekanan lebih lanjut pada produksi pangan, langkah-langkah proteksionis dapat meningkatkan harga pangan, dan meningkatnya pengangguran akan mengurangi daya beli masyarakat, mendorong lebih banyak kelaparan.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Warga India Terancam Kelaparan
Badan amal dan kelompok masyarakat sipil juga menyerukan kepada pemerintah negara-negara kaya untuk mengambil tindakan untuk membantu yeng termiskin, yang berisiko kelaparan.
"Pandemi adalah krisis di atas krisis di beberapa negara bagian Afrika, Amerika Latin, dan Asia," kata kepala eksekutif badan amal Chatolic Relief Services di AS.
"Risiko kesehatan parah hanya bagian dari wabah. Lockdown menghambat orang untuk menanam dan memanen tenaman, bekerja sebagai buruh harian dan menjual produk, di antara masalah lainnya. Itu berarti lebih sedikit pendapatan bagi orang-orang yang kelaparan untuk membeli makanan dan lebih sedikit makanan yang tersedia, dengan harga lebih tinggi," tandasnya.
Berita Terkait
-
Mark Ruffalo Geram: Pemimpin Dunia Diam Soal Gaza, Korban Sipil Terus Berjatuhan!
-
Bencana Kelaparan Gaza Beberapa Meter dari Sumber Makanan! Pejabat PBB: Akhiri Aksi Pembalasan!
-
Korban Tewas Kelaparan di Gaza Tembus 212, Hampir Separuh Anak-anak
-
Pedro Pascal hingga Ariana Grande Galang Bantuan untuk Kelaparan di Gaza
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa