Suara.com - Co-founder Microsoft Bill Gates sudah tertarik perihal vaksin sejak sebelum wabah virus corona baru menjadi pandemi. Dalam blog pribadinya, Bill Gates mengatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri pandemi Covid-9 ini adalah dengan menawarkan vaksin ke hampir semua 7 miliar penduduk di seluruh dunia.
Menurutnya, jika semua orang ingin kembali ke kondisi semula, kita perlu mengembangkan vaksin yang aman dan efektif.
"Kita perlu membuat miliaran dosis, kita harus mendistribusikannya ke setiap belahan dunia, dan kita perlu semua ini terjadi secepat mungkin," tulisnya, dikutip gatesnotes.com.
Ini sangat besar, mengingat belum ada vaksin virus corona yang disetujui untuk digunakan secara luas, dan perlu waktu setahun hingga 18 bulan untuk mendapatkan persetujuan dan memulai distribusi.
Beberapa pihak telah mengincar langkah lebih cepat, misalnya, Universitas Oxford mengatakan kandidat vaksinnya telah menunjukkan hasil yang menggembirakandalam percobaan terhadap monyet kera rhesus.
Jika percobaan terhadap manusia dipercepat dan berhasil, beberapa juta dosis dapat tersedia pada September mendatang.
Sementara itu, dilansir Geek Wire, pemerintahan Amerika Serikat mendesark inisiatif yang disebut Operation Warp Speed sehingga Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease AS, dapat menghasilkan ratusan juta dosis vaksin yang diproduksi pada Januari.
Setuju dengan Fauci, Bill Gates mengatakan rencana untuk Januari mungkin dapat terjadi, tetapi ia juga mengatakan upaya pengembangan vaksin baru dapat memakan waktu hingga dua tahun.
Gates mengatakan ada lebih dari 115 kandidat vaksin Covid-19 berbeda, sekarang ini.
Baca Juga: India Mulai Produksi Vaksin Covid-19 yang Baru Terbukti Manjur pada Monyet
"Saya pikir 8 hingga 10 dari mereka terlihat sangat menjanjikan," tulisnya lagi.
Sebagai penyumbang dana vaksin terbesar di dunia, Bill Gates mengungkapkan yayasannya akan mengawasi semua vaksin-vaksin tersebut untuk memastikan tidak ada yang terlewat.
Beberapa kandidat vaksin dikembangkan secara tradisional, dengan vaksin yang tidak aktif dan lemah.
Vaksin tidak aktif mengandung patogen (virus) yang telah terbunuh di laboratorium. Sedangkan vaksin lemah, mengandung patogen yang telah dilemahkan.
Namun, katanya, opsi yang paling mungkin tersedia pertama-tama, memanfaatkan teknologi baru, melibatkan potongan RNA atau DNA yang disintesis sehingga memicu respons kekebalan untuk melawan SARS-CoV-2.
Vaksin pertama yang diuji di Amerika Serikat, di bawah pengawasan Seattle Kaiser Permanente Washington Research Foundation, adalah salah satu vaksin RNA tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial