Suara.com - Para peneliti di Institut Nasional untuk Penyakit Menular di Italia telah menemukan virus corona dapat bertahan di mata hingga 21 hari. Menurut laporan yang diterbitkan di Journal Annals of Internal Medicine, ada gejala di mata yang menandakan infeksi virus corona.
Melansir dari Express, pasien Covid-19 pertama Italia yang dikonfirmasi menunjukkan tanda-tanda virus di matanya yang bahkan bertahan lama setelah virus meninggalkan tubuhnya.
Ini menandakan bagaimana mata bisa menyimpan petunjuk kemungkinan infeksi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kongesti konjungtiva adalah gejala Covid-19.
Gejala konjungtivitis virus bervariasi, namun ditandai dengan mata merah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Kelopak mata juga bisa menjadi bengkak dan sensitif terhadap cahaya.
Konjungtivitis di mata terjadi karena peradangan konjungtiva yang merupakan membran tipis dan transparan yang menutupi bagian putih mata bagian dalam kelopak mata.
Kondisi ini berkembang karena penumpukan peradangan yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus termasuk Covid-19.
Beberapa gejala yang dijelaskan oleh pasien termasuk mata kemerahan, mata mengganjal seperti berpasir atau keluarnya air mata.
Vincente Diaz, dokter mata merinci gejala peringatan yang ditemukan di mata menandakan kemungkinan infeksi Covid-19.
Baca Juga: Bikin Heboh Lagi, Asha Shara Kembali Unggah Foto Tanpa Hijab
“Banyak penyakit virus dapat mempengaruhi mata, biasanya menyebabkan tipe konjungtivitis folikular. Kami belajar bahwa Covid-19 dapat memengaruhi konjungtiva pada persentase orang yang rendah," kata dokter Diaz.
"Mereka yang menunjukkan gejala okular menular, artinya virus dapat ditularkan melalui sekresi mata," tambahnya
Perawat AS, Chelsey Earnest berbicara kepada CNN untuk memperingatkan tanda peringatan lain yang tidak biasa ditemukan di mata.
"Ini adalah sesuatu yang saya saksikan pada semua pasien. Mereka memiliki, seperti alergi pada mata," kata Earnest.
“Bagian putih mata tidak merah. Ini lebih seperti mereka memiliki bayangan mata merah di bagian luar mata mereka," tambahnya.
Melansir dari CNN, Earnest menyatakan bahwa rumah sakitnya memiliki pasien yang hanya memiliki gejala mata merah sebagai satu-satunya gejala. Pasien tersebut bahkan meninggal setelah dirawat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental