Suara.com - Pemerintah Amerika Serikat sebut mata-mata China telah melakukan upaya untuk mencuri penelitian AS terkait vaksin Covid-19. Pihak pemerintah AS juga disebut sedang mempersiapkan peringatan resmi.
Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), peringatan itu akan dirilis oleh FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dalam beberapa hari mendatang.
New York Times melaporkan, bahwa peretas China juga mencari informasi tentang perawatan Covid-19 dan pengujian selain vaksin.
Pemerintah AS kini siaga tinggi atas upaya China untuk meretas ke dalam basis data penelitian virus corona apalagi dengan beberapa kemajuan perusahaan AS mengenai solusi yang mungkin untuk membantu mengendalikan pandemi.
AS adalah negara yang pertama menyetujui obat untuk mengobati Covid-19, meskipun hanya untuk penggunaan darurat.
Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) pada 1 Mei memberikan izin kepada rumah sakit untuk memberikan remdesivir Gilead Sciences secara intravena kepada pasien yang menggunakan ventilator atau memerlukan beberapa bentuk oksigenasi tambahan.
Keputusan itu dikeluarkan setelah hasil awal studi pemerintah AS menunjukkan waktu pemulihan yang lebih cepat.
Moderna, yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, menerima persetujuan regulator pekan lalu untuk memulai uji coba fase-dua pada kandidat vaksin mRNA 1273-nya.
Pengembangan vaksin Moderna adalah salah satu dari beberapa vaksin Covid-19 potensial yang dikembangkan bekerja sama dengan pemerintah AS untuk mempercepat proses.
Baca Juga: Baku Tembak di Apartemen, Residivis Pemilik 3 Karung Narkoba Tewas
Sementara itu, kombinasi obat lain yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS menunjukkan harapan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The Lancet.
Ditanya tentang laporan peretasan China di Washington pada hari Senin (11/5/2020), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa hal itu bukan sesuatu yang baru.
"Apa lagi yang baru? Kami menontonnya dengan sangat cermat. Saya tidak senang dengan China," kata Trump.
“Mereka seharusnya menghentikan penyebaran virus corona di sumbernya. Mereka bisa menghentikannya tepat di sumbernya," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia