Suara.com - Pasien Covid-19 Juga Butuh Terapi Otak, Untuk Apa?
Sejumlah laporan sempat menyebutkan bahwa virus corona atau Covid-19 juga bisa merusak bagian otak. Hal ini juga yang membuat peneliti merekomendasikan untuk terapi baru meningkatkan penapasan kerusakan paru-paru pada pasien COVID-19.
Penelitian baru yang dipublikasikan di The Journal of Physiology menunjukkan bahwa cedera paru-paru tidak terbatas pada paru-paru saja. Ia juga menargetkan bagian otak yang mengontrol pernapasan dan aliran darah dapat membantu pasien dengan gangguan pernapasan.
Dengan infeksi pernapasan seperti Covid-19 atau infeksi paru lainnya, aktivasi sistem kekebalan adalah bagian dari respons normal dan sehat. Namun, dalam beberapa kasus, memiliki respon inflamasi sangat kuat. Sehingga menyebabkan kerusakan paru-paru lebih lanjut yang disebut cedera paru akut (ALI) dan dalam bentuk yang paling parah adalah sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Perawatan klinis khas pasien dengan ALI dan ARDS difokuskan pada meminimalkan kerusakan paru lebih lanjut dengan menggunakan bentuk ventilasi mekanis khusus. Studi baru ini menunjukkan bahwa cedera tidak terbatas pada paru-paru, tetapi mungkin juga memiliki dampak yang bertahan lama pada kontrol pusat pernapasan.
Dengan demikian, menargetkan bagian-bagian otak yang mengatur pernapasan kita mungkin merupakan terapi penting untuk menyapih pasien dari dukungan ventilasi setelah pemulihan mereka dari infeksi pernapasan parah.
Hal ini penting untuk dipahami selama pandemi Covid-19 karena pasien-pasien ini mungkin mengalami kesulitan yang sama untuk beralih dengan bernafas sendiri.
Dalam studi tersebut, mereka meneliti tikus dengan cedera paru-paru dan menentukan bahwa daerah otak yang mengontrol pernapasan juga terpengaruh. Faktanya, karakteristik pola pernapasan patologis tetap ada bahkan ketika paru-paru diangkat.
Selain itu, peradangan tampak jelas di bagian otak yang menghasilkan pola pernapasan. Ini menunjukkan bahwa paru-paru bukan satu-satunya faktor yang terlibat dalam gangguan pernapasan pada cedera paru-paru.
Baca Juga: China Disebut Curi Data AS Terkait Vaksin dan Pengobatan Covid-19
Para ilmuwan ini kemudian memeriksa apa yang terjadi pada tikus yang paru-parunya cedera ketika mereka memperkenalkan obat anti-inflamasi non-steroid dalam sistem saraf pusat. Mereka menemukan bahwa perawatan ini mengurangi peradangan saraf dan meminimalkan efek cedera paru-paru.
Temuan ini menunjukkan bahwa sirkuit batang otak berperan dalam patofisiologi dan pemulihan potensial sistem pernapasan setelah cedera paru-paru dan ARDS.
“Perawatan klinis untuk penyakit pernapasan biasanya berfokus pada mengadopsi protokol ventilasi yang melindungi paru-paru dari cedera paru-paru lebih lanjut dan penelitian saat ini berfokus pada perbaikan dan pemulihan jaringan dan fungsi paru," kata penulis pertama Yee-Hsee Hsieh.
Studi ini menunjukkan bahwa kita juga perlu membahas peran sistem saraf pusat dan peradangan saraf untuk mengobati cedera paru-paru akut dan mungkin penyakit paru-paru lainnya seperti COVID-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer