Suara.com - Sempat Koma, Menhub Budi Karya Dipasang Ventilator Hingga 14 Hari
Proses kesembuhan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dari virus corona atau Covid-19 memang melewati proses yang panjang. Pasalnya Budi sempat mengalami koma atau tak sadarkan diri selama 14 hari dan dibantu ventilator untuk bernapas.
Dibalik kesembuhannya Budi Karya juga mengungkap umumnya penggunaan ventilator di Indonesia dalam penanganan Covid-19, yakni maksimal 7 sampai 10 hari dan apabila tidak ada perkembangan maka akan dilepas.
"Kebanyakan hari ke 10 dilepas, karena ventilator bekerja selama 10 hari. Pasien-pasien Covid-19 biasanya 10 hari," ujar Budi Karya dalam bincang virtual live Instagram @tempodotco, Sabtu (16/5/2020).
Tapi beruntung, dari normalnya ventilator dipasang selama 7 hari. Tapi di RSPAD Gatot Soebroto memberikan kesempatan gunakan ventilator diperpanjang hingga 10 hari, kemudian diperpanjang kembali di hari ke-14 kemudian beruntung ia sadar.
"Menurut dokter normalnya 7 hari, RSPAD diperpanjang 10 hari, dikasih terus alhamdulillah hari ke-14 sadar. 14 hari saya sadar, yang berikan kesempatan, memberikan kesadaran," cerita Budi Karya.
Laki-laki berusia 63 tahun itu akui karena statusnya sebagai menteri yang ditunggu kehadirannya kembali oleh masyarakat. Oleh karenanya RSPAD Gatot Soebroto memang diberi target untuk menyembuhkan dirinya secepat mungkin, karena itulah Budi sempat merasa malu.
"Betul, saya sampai malu sebenarnya ada 5 dokter dalam hari. Terakhir saya minta 2 dokter saja," akunya.
Oleh karena itu laki-laki yang juga arsitek itu juga merasa bertanggungjawab atas kesempatan hidup kedua oleh pihak rumah sakit, pemerintah, dan masyarakat Indonesia. Ia pun menulis surat pertanggungjawaban kepada Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Saat Ini Sehat Bugar, Menhub BKS Sempat 2 Kali Dinyatakan Positif Covid-19
"Saya merasa punya tanggungjawab, saya tulis surat ke Pak Presiden saya sedang sakit. Oleh karenanya saya butuh waktu recovery, dan isolasi itu. Saya baru bisa melakukan kegiatan kantor tanggal 5," jelasnya.
Berusaha sembuh lebih cepat untuk bekerja, ia kemudian mendapatkan personal training agar bisa cepat berjalan normal. Alhasil, sebelum tanggal 5 Mei ia sudah bisa berjalan normal meski fungsi ototnya belum kembali ke awal.
"Pokoknya harus kembali berjalan, sebelum tanggal 5 saya sudah bisa berjalan, message-nya itu bantuan dokter, semangat, dan gusti Allah," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?