Suara.com - Sejak NF, gadis pembunuh bocah 5 tahun di Swah Besar, Jakarta Pusat, direhabilitasi di Balai Balai Rehabilitasi Anak Handayani, Bambu Apus, Jakarta Timur, kondisinya semakin mambaik.
Hal ini terlihat dari gambar-gambarnya yang tidak lagi menyeramkan.
"Gambarnya sudah kembali ke gambar anak perempuan remaja, gambar animasi perempuan cosplay dari Jepang, perempuan yang indah," kata Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat kepada Suara.com, Selasa (19/5/2020).
Harry menuturkan Balai Rehabilitasi Anak Handayani memakai pendekatan terapi seni untuk mengobati psikis NF.
Secara umum, terapi seni merupakan teknik terapi yang berakar pada gagasan bahwa ekspresi kreatif dapat menumbuhkan penyembuhan dan kesejahteraan mental.
American Art Therapy Association mencirikan terapi seni sebagai pendekatan terhadap kesehatan mental yang memanfaatkan proses penciptaan seni untuk meningkatkan kesehatan mental, fisik, dan emosional.
Berdasarkan Very Well Mind, tujuan dari terapi seni adalah untuk memanfaatkan proses kreatif untuk membantu orang mengeksplorasi ekspresi diri dan, dengan melakukan itu, menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan wawasan pribadi dan mengembangkan keterampilan baru.
Teknik yang digunakan dalam terapi seni dapat mencakup menggambar, melukis, mewarnai, memahat, atau kolase.
Bagaimana cara kerja terapi seni?
Baca Juga: Membuat Kue Bisa Jadi Terapi Mengatasi Kecemasan
Seseorang yang telah mengalami trauma emosional, kekerasan fisik, kdrt, kecemasan, depresi, dan masalah psikologis lainnya dapat memeroleh manfaat dari mengekspresikan diri secara kreatif.
Dilansir Samsfans.org, seorang terapis seni menggunakan bahan-abahan seni dan arahan untuk mengaktifkan respon sensorik dan menghasilkan citra yang terhubung langsung dengan emosi.
"Proses ini membantu seseorang untuk mengalami kembali emosi dengan cara yang memungkinkan mereka untuk mengatur perasaan mereka dan membentuk narasi seputar pengalaman yang luar biasa," tulis organisasi tersebut.
Setelah ini terjadi, kata-kata mungkin dapat muncul yang memungkinkan adanya komunikasi.
Pada akhirnya, itu adalah tujuan dari terapis seni untuk membantu pasien mendapatkan wawasan pribadi, kesadaran diri, dan strategi coping baru yang mempromosikan peningkatan fungsi dan kualitas hidup
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!