Suara.com - Ibu Hamil Makan Kacang Hijau Lahirkan Bayi Rambut Lebat, Mitos atau Fakta?
Indonesia kaya dengan berbagai urban legend. Biasanya hal itu diturunkan dari generasi ke generasi hingga terus ada sampai zaman modern saat ini.
Urban legend itu mungkin ada beberapa yang benar tapi tak sedikit juga yang mitos. Salah satu mitos yang ada yaitu mengenai ibu hamil.
Anda pernah dengar jika ibu hamil konsumsi apa pun yang berbahan kacang hijau maka rambut si bayi akan tebal saat lahir? Hal itu cukup terkenal di masyarakat, tapi belum tentu benar.
"Jadi orang hamil memang lebih bagus makan makanan bernutrisi yang bergizi. Bisa saja kita dapatkan bukan hanya dari kacang hijau, bisa dari pepaya, sayuran hijau. Apakah itu bisa membuat rambutnya lebat? Itu memang masih sulit dijawab," kata spesialis kandungan dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp.OG, M.Kes dalam Women's Life Fest yang disiarkan Instagram Mother & Baby, Kamis (21/5/2020).
Ia mengatakan, bisa jadi urban legend itu hanya mitos karena tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Menurut Ardiansjah bayi lahir dengan rambut lebat lebih besar kemungkinan karena faktor genetik.
"Jangankan orang hamil, kita aja kalau gak puasa, pagi-pagi makan kacang hijau kan bagus," katanya.
Selain mengenai kacang hijau, ibu hamil juga dikatakan jangan mengecat rambut. Ardiansjah mengatakan hal itu masih bisa dijelaskan secara ilmiah.
Ia memaparkan bahwa memang ada beberapa perawatan kecantikan yang sebaiknya tidak dilakukan saat hamil. Salah satunya perawatan muka yang memakai krim tertentu atau oemutih kulit.
Baca Juga: Pasien Hipertensi Harus Minum Obat Seumur Hidup, Mitos atau Fakta?
"Untuk cat rambut memang kalau pakai bahan alami seperti henna itu gak masalah. Tapi kalau pakai yang bahan kimiawi apalagi sampai di bleatching itu baunya berbahaya. Itu bau amonia segala macam. Makanya kita sebaiknya hindari," katanya.
Begitu pula dengan obat tertentu untuk perawatan wajah. Menurutnya, ibu hamil sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter kulit agar tahu apakah ada bahan kimiawi yang sebaiknya dihindari.
"Mengandung steroid atau bahan tertentu yang tidak boleh untuk orang hamil. Karena bisa masuk ke dalam pendarahannya dan membahayakan si janin," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis