Suara.com - Ketika Anda sakit, antara obat generik dan obat paten, mana yang akan pilih? Beberapa orang mungkin akan lebih memilih obat paten, dengan alasan kualitas.
Tapi, benarkah obat paten lebih efektif daripada obat generik?
Obat generik
Berdasarkan laman Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, obat generik sebenarnya adalah obat yang sudah habis masa patennya. Oleh sebab itu, jenis obat tersebut dapat diproduksi oleh hampir seluruh perusahaan farmasi tanpa harus membayar royalti.
Obat generik pun terbagi menjadi dua jenis, bermerek yang dinamai sesuai keinginan produsen dan berlogo (OGB) yang dinamai sesuai kandungan zat aktif di dalamnya.
Perbedaan kedua obat ini terletak pada kemasan, di mana OGB memiliki kemasan lebih sederhana.
Umumnya, produsen juga akan menambahkan beberapa zat tambahan serta zat pelarut dalam racikan obat tersebut. Pada obat generik bermerek, produsen biasanya akan mengurangi aroma kurang sedap dari obat.
Obat paten
Ini adalah jenis obat yang baru diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan farmasi yang memiliki hak paten terhadap obatnya. Ini dapat dilakukan setelah perusahaan melakukan serangkaian uji klinis terhadap efektivitas obat.
Baca Juga: Hindari Memijat Tubuh Saat Sakit, Bisa Perlambat Kesembuhan!
Hak paten diketahui berlaku hingga 20 tahun. Perusahaan tidak dapat memperpanjang masa hak patennya, dan jenis obat ini pun dapat diproduksi oleh perusahaan farmasi lain dalam bentuk obat generik.
Jadi, apakah obat paten lebih bagus dari obat generik?
Untuk khasiatnya, obat generik tidak kalah bagus dengan obat paten. Hanya saja, karena hak paten sudah tidak berlaku, obat generik dapat dipasarkan dengan harga lebih terjangkau.
Ada dua faktor yang memengaruhi penurunan harga ini, karena memproduksi obat generik tidak membutuhkan biaya riset serta pematenan obat.
Sebagai tambahan, dilansir dari Alodokter, ada beberapa hal yang perlu diketahui dari obat generik.
- Komposisi obat generik tidak 100% sama dengan obat paten. Tapi, bahan aktif dalam obat generik harus sama dengan obat paten, sebab inilah kandungan yang terpenting dari obat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan