Suara.com - Pandemi virus corona atau Covid-19 terus meninggkat dengan lebih dari 7 juta orang terinfeksi dan 400 ribu meninggal karenanya.
Di tengah situasi tersebut, dokter dan tenaga medis tidak hanya memerangi pandemi atapi juga infodemi. Apa itu?
Dilansir dari Healthline infodemik merupakan wabah informasi yang salah yang membuatnya lebih sulit untuk merawat pasien.
"Tema yang paling umum terlepas dari informasi yang salah di situs web atau seseorang yang berbagi posting Facebook adalah mengikis kepercayaan, " kata Dr. David Stukus, profesor pediatri di divisi alergi dan imunologi di Rumah Sakit Anak Nationwide di Columbus, Ohio.
Hal ini membuat hubungan dan kepercayaan antara dokter dan pasien menjadi rusak dan membuat sulit untuk mengatasi pandemi ini.
Stukus mengatakan orang-orang mengalami kesulitan berusaha memahami informasi apa yang dapat diandalkan dan informasi apa yang dapat mereka percayai.
"Seringkali dokter pribadi mereka dapat memberi mereka informasi yang bertentangan dengan apa yang mereka dengar online atau dari orang lain, dan itu benar-benar menempatkan pasien dalam posisi yang sulit ketika mereka mencoba untuk menentukan jalan terbaik ke depan untuk kesehatan mereka sendiri," katanya.
Meski kesalahan informasi online juga telah ada sebelumnya, Stukus mengatakan bahwa hal itu telah meningkat selama pandemi.
"Sebelumnya, ada fokus yang berbeda dari informasi yang salah, seperti kelompok anti-vaksin atau teori konspirasi atau klaim yang tidak berdasar tentang suplemen. Sekarang semua area yang berbeda berfokus pada satu area, dan itu Covid-19," katanya.
Baca Juga: Ojol Pakai Sekat Pelindung untuk Cegah Penularan Covid-19
Joseph M. Pierre, profesor ilmu kesehatan klinis profesor psikiatri di University of California, Los Angeles, mengatakan kerusakan yang salah informasi dapat bergantung pada seberapa banyak kepercayaan orang pada informasi yang salah mengarah pada perilaku yang meningkatkan risiko infeksi, memperburuk perjalanan penyakit, atau menimbulkan risiko lain dalam hak mereka sendiri.
"Sebagian besar bukti termasuk dalam kategori pertama: Dengan tidak mengamati jarak sosial yang tepat dan tidak memakai topeng, risiko infeksi lebih besar," ujar Pierre.
"Lebih banyak kasus berarti lebih banyak morbiditas dan lebih banyak kematian dan potensi untuk membanjiri sumber daya medis, "kata Pierre kepada Healthline.
Kurangnya pemahaman dalam hal penggunaan masker dan alat pelindung diri (APD) yang tepat untuk petugas kesehatan merupakan tantangan.
"Jika beberapa orang tidak memakai topeng, tetapi yang lain menimbun masker N95 dan APD lainnya, yang menempatkan petugas kesehatan dalam risiko," kata Pierre.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter