Suara.com - Studi baru menunjukkan, bahwa toko kelontong, bank, dokter gigi, kampus, dan supermarket besar harus dibuka paling awal saat negara mulai membuka lockdown atau PSBB.
Penelitian tesebut disusun oleh tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang dirilis Selasa (9/6/2020) pada Prosiding National Academy of Sciences.
Dilansir dari CNN, penelitian MIT tersebut juga menyarankan agar kafe, gimnasium, toko alat olahraga, toko buku, dan tempat minuman keras harus tetap ditutup sampai pandemi berakhir.
Para peneliti melakukan analisis manfaat dari 26 jenis lokasi yang berbeda untuk menentukan apa yang akan terjadi antara risiko relatif seseorang terinfeksi selama kunjungan dan pentingnya suatu tempat untuk segera dibuka.
Mereka juga menggunakan data geolokasi anonim dari 47 juta ponsel untuk melacak ke mana orang pergi di sekitar Amerika Serikat selama Februari dan Maret.
Tingginya risiko suatu tempat didasarkan pada seberapa banyak kontak sosial yang akan dilakukan seseorang di lokasi tersebut. Serta berapa lama menghabisakan waktu di sana, seberapa ramai, berapa banyak kunjungan yang dilakukan, dan berapa pengunjung baru yang mungkin mereka temui.
Para peneliti juga memperhitungkan kunjungan orang-orang yang berusia 65 tahun ke atas dan jarak yang ditempuh ke lokasi. Mereka mengukur manfaat ekonomi menggunakan statistik Sensus AS dan data survei konsumen yang representatif secara nasional.
"Kami menemukan perguruan tinggi menawarkan pertukaran yang relatif baik, tetapi sebagian besar kampus telah ditutup, kunjungannya menurun 61 persen," tulis para peneliti.
"Sebaliknya, kami menemukan toko-toko minuman keras dan tembakau relatif kurang menguntungkan, namun jumlah kunjungan ke kategori ini menurun kurang dari 5 persen," imbuhnya.
Baca Juga: Gadis Cantik Bakar Diri di Serang, Seluruh Badan Gosong
Kategori seperti toko kelontong dianggap penting untuk dibuka kembali karena manfaatnya yang jelas. Sementara museum hingga bioskop relatif kurang penting sehingga belum perlu dibuka kembali.
"Kami menemukan bahwa bank, toko barang umum (misalnya Walmart), dokter gigi, toko kelontong, dan kampus harus menghadapi pembatasan yang relatif longgar. Pusat kebugaran, toko alat olahraga, toko minuman keras, toko buku, dan kafe masih harus menghadapi pembatasan yang relatif ketat," catat peneliti menyimpulkan.
Meskipun begitu para penulis menegaskan, bahwa masih ada keterbatasan dalam analisis yang mereka buat, sehingga penelitian lebih luas masih diperlukan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis