Suara.com - Badan berotot sering diasosiasikan sebagai tubuh yang sehat. Dengan tubuh yang sehat beberapa orang menyebut bahwa mereka lebih kebal terhadap sejumlah penyakit. Lalu bagaimana dengan virus corona?
Memiliki lebih banyak otot dapat membantu melindungi orang dari infeksi. Demikian seperti dilansir dari Medical Daily.
Sebuah penelitian baru yang menemukan massa otot membantu menjaga fungsi sistem kekebalan tubuh saat melawan penjajah asing yang bisa menyebabkan penyakit.
Temuan itu datang di tengah pandemi Covid-19 yang terutama mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah.
Para ahli kesehatan telah mempromosikan pentingnya diet sehat dan aktivitas fisik untuk meningkatkan kemampuan tubuh untuk memblokir penyakit atau mencegah komplikasi serius.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances, menemukan bahwa jaringan otot memberi perlindungan sel-sel kekebalan ketika melawan infeksi.
Berlindung memberi sel kesempatan untuk menghindari terbakar oleh pertempuran konstan melawan virus dan patogen lainnya.
Selama infeksi, tubuh bergantung pada sel-T untuk mengidentifikasi dan membunuh penjajah asing.
Namun, sel-sel ini juga beresiko kelelahan, yang mengurangi fungsi mereka dan mengarah pada respon imun yang melemah, IFLScience melaporkan Senin.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Tipe C Virus Corona pada Kasus Baru Beijing
Berkurangnya fungsi sel-T juga menyebabkan cachexia, suatu kondisi yang melibatkan penurunan berat badan dan berkurangnya massa otot.
Itu mengarahkan para peneliti untuk menyelidiki hubungan antara respon imun dan keberadaan otot rangka.
Untuk penelitian tersebut, tim menggunakan model tikus yang terinfeksi virus yang disebut virus limfositik koriomeningitis (LCMV).
Infeksi kemudian menyebabkan otot memproduksi lebih banyak protein pensinyalan yang disebut interleukin-15 (IL-15).
Peningkatan kehadiran protein kemudian menyebabkan pelepasan limfosit otot-infiltrasi (MIL), yang mengandung tingkat tinggi sel-T faktor 1 (Tcf1).
Para peneliti mengatakan perubahan ini dapat memberi tubuh kemampuan untuk mempertahankan lebih banyak sel-T untuk melawan atau mencegah infeksi.
IL-15 membantu membawa lebih banyak MIL ke dalam jaringan otot, di mana mereka tinggal di saku yang bebas dari peradangan. Selama perang melawan virus, sel-T di luar otot dapat menggunakan MIL untuk menghindari peradangan dan untuk mengisi kembali.
“Jika sel-T, yang secara aktif memerangi infeksi, kehilangan fungsionalitas penuhnya melalui stimulasi terus-menerus, sel-sel prekursor dapat bermigrasi dari otot dan berkembang menjadi sel-T yang fungsional,” Jingxia Wu, penulis studi, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Ini memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus terus menerus dalam jangka waktu yang lama."
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter