Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump mengatakan pada hari Selasa (23/6/2020) bahwa komentarnya selama akhir pekan tentang meminta staf untuk memperlambat tes Covis-19 bukan sekadar lelucon
"Saya tidak bercanda. Biarkan saya memberi tahu Anda. Biarkan saya memperjelas," kata presiden Trump kepada wartawan sebelum bersikeras bahwa AS memiliki program pengujian terbesar di dunia seperti yang dilansir dari Huffpost.
"Aku mengatakannya sepanjang waktu," kata Donald Trump.
"Aku tahu beberapa orang mengira itu lelucon," tambahnya.
Dia juga mengulangi klaimnya bahwa pengujian adalah pedang bermata dua. Ketika CBN News mendesaknya apakah dia telah memerintahkan penutupan pengujian, Trump berkata tidak. Tetapi ia memandang Amerika berada dalam posisi yang kurang menguntungkan.
"Tidak. Tapi saya pikir kita menempatkan diri kita pada posisi yang kurang menguntungkan,” ujar Trump.
Dilansir dari Huffpost, pada senin (15/6/2020) Donald Trump menyarankan untuk menghentikan tes virus corona yang menurutnya akan membuat hasil kasus Covid-19 lebih sedikit.
"Jika kami berhenti menguji sekarang, kami akan memiliki sangat sedikit kasus, jika ada," kata presiden Trump.
Tidak melakukan tes memang akan mengurangi jumlah kasus karena minimnya deteksi. Tetapi, tanpa pengujian pun jumlah kasus dari orang yang sakit tidak akan berkurang sama sekali.
Baca Juga: Jadi Pengganti Valentino Rossi, Fabio Quartararo Tak Merasa Tertekan
Sayangnya, wakil presiden Mike Pence juga mendukung argumen Trump yang dianggap hanya sebuah taktik tanpa bukti ilmiah.
Padahal Organisasi Kesehatan Dunia sudah menekankan betapa pentingnya tes Covid-19 untuk pengendalian wabah.
Melansir dari The Guardian, WHO menyatakan bahwa pengujian adalah dasar dari pekerjaan detektif kesehatan masyarakat untuk menghentikan pandemi. "Anda tidak dapat melawan virus jika Anda tidak tahu di mana virus itu," kata direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, baru-baru ini.
"Temukan, pisahkan, uji, dan rawat setiap kasus untuk memutus rantai penularan. Setiap kasus yang kami temukan dan obati membatasi perkembangan penyakit," tambahnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia