Suara.com - Tak sedikit orangtua khawatir anaknya bisa terpapar pornografi dari tayangan yang diakses melalui ponsel. Padahal orangtua sendiri yang memberikan ponsel tersebut kepada anaknya yang masih di bawah umur dengan alasan tertentu.
Mudah ditemukan saat ini, anak-anak yang masih di bawah sepuluh tahun sudah memiliki ponsel pribadi atau bebas dalam mengakses gawai orangtuanya. Psikolog Anak dan Keluarga Samanta Ananta, M.Psi, Psi mengatakan, idealnya anak tidak diberikan ponsel pribadi hingga usia kisaran 12-15 tahun.
"Pemakaian digital memang sangat bahaya. Saya selalu ingatkan kalau mau anaknya terarah, tidak berikan gadget sampai usia 12-15 tahun," kata Samanta dalam siaran langsung bersama Instagram Parenting, Selasa (30/6/2020).
Cara kedua, lanjutnya, orangtua harus selalu mendampingi anak setiap kali sedang mengakses alat elektronik. Baik komputer, televisi, atau gawai.
Kalau pun terpaksa memberikan anak gawai pribadi, Samanta mengingatkan sebaiknya hanya untuk keperlukan pendidikan. Terutama selama pandemi kegiatan sekolah seluruhnya berpindah secara online.
"Saya punya anak usia delapan tahun, tapi saya gak pernah kasih gadget khusus buat dia. Kecuali buat pendidikan. Di gawai itu dia gak bisa akses YouTube atau pun yang lainnya. Khusus untuk pendidikannya aja," ucapnya.
Menurut Samanta, orangtua juga harus mempunyai akses terhadap gawai anak. Orangtua yang menentukan aplikasi atau juga jejaring internet apa pun yang bisa diakses anaknya.
"Bisa atur semua kok. Lalu kita membatasi dengan buat perjanjian tertulis dengan anak. Juga ada aturan boleh pakai gawai berapa lama," ujar Samanta.
Baca Juga: Libatkan Bintang Film Dewasa, Selandia Baru Membuat Iklan Bahaya Pornografi
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak