Suara.com - Secara khusus, para ilmuwan di Inggris, Jerman, China dan Amerika Serikat menggunakan metode menjanjikan, tetapi belum terbukti, untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
Generasi baru teknologi vaksin ini melibatkan pengguaan potongan kecil kode etik genetik, yang disebut messenger RNA, untuk memicu sistem kekebalan tubuh. Ini hanya disetujui untuk digunakan setelah pandemi Covid-19.
Sekarang, dilansir The Health Site, percobaan vaksin RNA memimpin 'perlombaan pengembangan' vaksin Covid-19 secara global. Beberapa pengembang yang menggunakan teknik ini bahkan mengklaim akan merilis vaksin Covid-19 potensial pada akhir tahun.
Vaksin RNA yang mungkin berhasil menjadi vaksin Covid-19 kemungkinan lebih murah, lebih mudah dan lebih cepat untuk diproduksi dalam skala besar.
Tetapi yang mengkhawatirkan, vaksin ini belum pernah diuji di dunia nyata, dan itulah alasan mengapa beberapa ahli tidak yakin tentang kemanjurannya.
Dari 150 lebih calon vaksin Covid-19, lima tim peneliti mengembangkan vaksin RNA. Mereka yaitu peneliti di Imperial College London, People’s Liberation Army Academy of Military Sciences di Cina, dan tiga perusahaan farmasi multinasional, Pfizer, Moderna dan CureVac di Amerika Serikat.
Uji coba AS terhadap vaksin RNA potensial pertama diperkirakan akan memasuki fase ketiga, yakni uji coba manusia, pada bulan ini. Tujuannya menentukan seberapa baik vaksin melindungi pasien terhadap infeksi dan penyakit.
Masalah keamanan
Tujuan dari sebuah vaksin adalah 'mengajarkan' sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menetralkan virus corona yang memasuki tubuh.
Baca Juga: Tak Tahu Kapan Covid Hilang, PAN Minta Anggaran DKI Dialihkan ke Pendidikan
Teknologi yang lebih baru melibatkan penggunaan bahan genetik seperti RNA atau DNA untuk mengubah sel-sel tubuh menjadi pabrik vaksin mini.
Metode baru ini memungkinkan para ilmuwan untuk mulai merancang calon vaksin di komputer segera setelah urutan genetik diinformasikan oleh para peneliti di China, pada 10 Januari lalu, serta memulai jejaknya dalam waktu singkat.
Sementara gagasan menyebarkan RNA untuk memerangi penyakit menular telah menarik perhatian para ilmuwan selama bertahun-tahun, gagasan itu tidak pernah bergerak melampaui tahap eksperimental.
Peneliti melihat teknologi RNA menjanjikan, tetapi masih ada pertanyaan tentang keamanannya, mengingat kurangnya bukti dalam penggunaannya untuk populasi besar manusia. Hal lainnya, tidak yakin berapa lama itu akan bertahan karena vaksin RNA adalah teknologi baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
- 
            
              Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
Terkini
- 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
- 
            
              Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
- 
            
              Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
- 
            
              Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
- 
            
              Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
- 
            
              Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
- 
            
              Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital
- 
            
              Rahasia Seragam Medis Masa Depan Terungkap: Kolaborasi yang Mengubah Industri Tekstil Kesehatan!
- 
            
              Melihat dengan Gaya, Ini Cara Baru Menikmati Penglihatan yang Sehat
- 
            
              Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?