Suara.com - Pencarian vaksin untuk virus corona atau Covid-19 hingga kini masih terus berlanjut. Saat ini, ada lebih dari 155 kandidat vaksin untuk memerangi virus corona baru dalam berbagai tahap uji coba.
Kabar baiknya 23 di antaranya telah memasuki fase 3 uji klinis yang melibatkan pemberian takaran ribuan sukarelawan dengan calon vaksin untuk memahami apakah ia mengembangkan respons sistem kekebalan atau tidak.
Kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Jenner Institute dari Universitas Oxford telah menjadi salah satu yang terdepan. Hal ini berkat laporan media dan sumber yang mengklaim bahwa kandidat vaksin telah berhasil dalam uji coba awal. Demikian seperti dilansir dari Times of India.
Namun, bagian dari pengembangan yang memunculkan harapan baru, adalah laporan bahwa kandidat vaksin yang didukung AstraZeneca mungkin dapat memberikan 'perlindungan ganda' terhadap virus corona yang sangat menular.
Kandidat vaksin dapat memicu produksi antibodi pelindung dan "sel-T Pembunuh" dalam tubuh. Perkembangan ini telah memperbarui harapan vaksin yang mungkin dapat memberikan kekebalan terhadap virus.
Terutama karena penelitian terbaru telah mengklaim bahwa antibodi pelindung pada orang yang tertular virus, berkurang dalam waktu 3 bulan. Dengan demikian, membuatnya sangat sulit untuk mengembangkan vaksin yang dapat memberikan kekebalan jangka panjang.
"Sel-T Pembunuh", di sisi lain, dikatakan bertahan lebih lama dari tubuh manusia karena mereka mengenali dan membunuh sel yang terinfeksi virus di dalam tubuh, mencegah infeksi berkembang.
Oleh karena itu, perkembangan positif, menunjukkan fakta bahwa kandidat vaksin oxford mungkin mampu memberikan 'perlindungan ganda' karena menghasilkan "sel-T" dan "antibodi pelindung."
Menurut sumber dalam uji coba yang berbagi informasi dengan hasil dari kandidat vaksin Oxford sangat menjanjikan.
Baca Juga: Vaksin Virus Corona AS Siap Masuk Fase Uji Klinis Tahap 3, Kapan Rampung?
“Saya dapat memberi tahu Anda bahwa sekarang kita tahu bahwa vaksin Oxford mencakup kedua pangkalan - ini menghasilkan baik sel T maupun respons antibodi. Kombinasi dari keduanya inilah yang diharapkan akan membuat orang tetap aman. Sejauh ini baik. Ini momen yang penting. Tapi kami masih memiliki jalan panjang, ”kata sumber itu. ‘
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak