Suara.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa penyebaran virus corona mungkin bisa ditahan dengan tiga perilaku sederhana meski tanpa vaksin. Studi tersebut telah diterbitkan di jurnal PLoS Medicine pada Selasa (21/7/2020).
Ketiga perilaku sederhana tersebut adalah rutin mencuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak satu sama lain.
Dilansir dari CNN, para peneliti membuat pemodelan baru untuk upaya pencegahan yang dapat membantu menghentikan penyebaran virus corona.
"Epidemi besar dapat dicegah jika tindakan dilakukan lebih dari 50 persen," catat para peneliti dari University Medical Center Utrecht.
Ada tiga skenario dalam pemodelan tersebut. Pertama, jika publik terlambat merespon wabah, namun kemudian mengubah perilaku mereka maka dapat mengurangi jumlah kasus, tetapi tidak menunda puncak kasus.
Kedua, jika pemerintah melakukan lockdown lebih awal tetapi tidak ada yang mengambil langkah-langkah perlindungan pribadi (cuci tangan, pakai masker, jaga jarak), maka akan menunda puncak kasus tetapi tidak mengurangi jumlah puncak kasus.
Ketiga, jika jarak fisik yang dipaksakan pemerintah dikombinasikan dengan kesadaran dan langkah-langkah pribadi, ketinggian puncak kasus bisa menurun, bahkan setelah pemerintah mengangkat pemberlakukan jarak sosial.
"Secara praktis, ini berarti bahwa SARS-CoV-2 tidak akan menyebabkan wabah besar di negara yang 90 persen populasinya mengadopsi cuci tangan dan jarak ," catat para peneliti.
Oleh karena itu, para penulis berpendapat bahwa pemerintah harus lebih banyak mengimbau masyarakat tentang pentingnya meningkatkan kesadaran jaga jarak, cuci tangan, dan menggunakan masker.
Baca Juga: Lebih dari 1.000 Meninggal karena Covid-19 Setiap Hari di Amerika Serikat
"Jika kita semua orang mengenakan masker selama empat, enam, delapan, hingga dua belas minggu ke depan maka penularan virus ini bisa berhenti," kata Dr. Robert Redfield, seorang virologis dan mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Dukungan terhadap perlindungan pribadi untuk menekan penyebaran virus juga dinyatakan oleh Brett Giroir, seorang anggota gugus tugas Covid-19 untuk Gedung Putih.
"Fakta-fakta sederhana ini benar-benar dapat menghentikan wabah tanpa membuat daerah Anda mati," ujar Brett Giroir.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?