Suara.com - Di balik keberhasilannya yang pernah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, Barrack Obama ternyata memiliki gangguan tidur langka yang dikenal dengan Short sleeper syndrome (SSS).
Kondisi ini sangat langka, dan memengaruhi sekitar satu persen dari populasi. Sayangnya tidak banyak yang tahu tentang gangguan ini. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan short sleep syndrome itu?
Dilansir dari Healthline, short sleeper syndrome (SSS) adalah kondisi tidur yang ditandai dengan tidur kurang dari enam jam setiap malam. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan tujuh jam atau lebih tidur setiap malam untuk merasa istirahat di pagi hari.
Namun, mereka yang menderita SSS dapat berfungsi secara normal sepanjang hari meskipun kurang tidur. Mereka tidak perlu tidur siang atau tidur lebih dari biasanya untuk pulih dari kurang tidur. Orang-orang ini berbeda dari mereka yang tidur pendek yang memilih untuk membatasi tidur mereka.
Kebutuhan tidur minimal terjadi secara alami untuk orang dengan SSS. Mereka tidak sengaja membatasi atau menghindari tidur. Bahkan, pola tidur pendek mereka adalah sama di sebagian besar malam, termasuk akhir pekan dan hari libur.
Pola tidur singkat biasanya dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut hingga dewasa. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa SSS dapat dikaitkan dengan mutasi gen.
Sebuah studi tahun 2014 di University of Pittsburgh menemukan bahwa sebagian kecil orang memiliki gen tidur pendek. Studi tersebut membandingkan kembar identik, yang membawa mutasi gen tidur pendek dan yang tidak memiliki mutasi ini.
Si kembar melakukan tugas kognitif setelah tidur yang sama malam sebelumnya. Si kembar yang membawa mutasi tidur pendek mengungguli saudara kembar identik mereka yang tidak memiliki mutasi.
Perubahan gen ini memungkinkan mereka dengan mutasi untuk berpikir dan berfungsi secara normal dengan kurang tidur dibandingkan yang lain. Perubahan ini juga ditemukan pada ibu dan anak perempuan yang secara rutin tidur rata-rata 6,25 jam setiap malam, dibandingkan dengan anggota keluarga mereka yang tidur sekitar 8 jam secara teratur.
Baca Juga: Waspada Insomnia Kronis, Gangguan Tidur yang Terjadi Lebih dari 3 Bulan
Ketika mutasi gen yang sama ini direkayasa menjadi tikus dan lalat buah, kedua spesies secara alami tidur kurang dari rekan-rekan mereka tanpa perubahan gen.
Namun, para peneliti mencatat bahwa memahami kompleksitas tidur manusia tidak dijelaskan oleh gen tunggal. Para ilmuwan percaya banyak gen terlibat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak