Suara.com - Pemerintah umumkan akan melakukan uji klinis fase III terhadap vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech asal China.
Jika berhasil, vaksin tersebut akan diproduksi secara masal pada kuartal I tahun 2021. Di sisi lain, terobosan tersebut juga mendapat dukungan Palang Merah Indonesia (PMI).
"Kita patut bersyukur dan berdoa semoga uji klinis ketiga ini berjalan baik, dan pada akhirnya menjadi solusi permanen," kata Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said melalui siaran tertulis yang diterima Suara.com baru-baru ini.
Meski demikian, Sudirman Said juga berharap pengembangan vaksin tetap dilakukan dengan cermat dan hati-hati.
Sudirman Said menambahkan, PMI tidak terlibat dalam uji klinis vaksin Sinovac. Namun apabila ditugaskan untuk menjadi bagian uji klinis maka pihaknya akan langsung sigap.
"Kami tidak ikut dalan proses teknis dan scientific semacam itu. Bila kami ditugasi untuk menjadi bagian dari uji klinis, misalnya menyiapkan relawan untuk uji coba, kami akan lakukan yang terbaik," terangnya.
Diungkapkan Sudirman Said, PMI juga telah berpartisipasi dalam pengembangan vaksin dan obat Covid-19. Pembahasan vaksin tersebut sudah pernah dilakukan melalui diskusi dalam forum-forum kepalangmerahan internasional.
"Kita lakukan untuk membahas perkembangan vaksin dan obat. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional siap menjadi mitra orotoritas dalam pengembangan vaksin dan obat," tambahnya.
Ia juga mengingatkan, adanya uji klinis vaksin Sinovac ini tidak lantas membuat masyarakat lengah dengan pencegahan Covid-19 dengan protokol kesehatan. Mengingat semakin hari jumlah penularan Covid-19 makin bertambah.
Baca Juga: Bupati Pandeglang Izinkan Taman Nasional Ujung Kulon Kembali Dibuka
"Sepanjang obat dan vaksin belum ditemukan dan dilakukan intervensi pencegahan maupun pengobatan, cara terbaik adalah menghindari risiko," kata Sudirman.
Sementara itu, menurut Pakar Epidemiologi Pandu Riono, uji klinis vaksin sangat membutuhkan proses panjang. Uji klinis vaksin pada umumnya bisa berlangsung antara enam bulan sampai satu tahun.
"Uji klinis ini tujuannya mencari efek kemampuan melindungi penduduk yang terinfeksi. Kita lagi mencari vaksin yang efektif dan aman, jadi masih panjang," terangnya.
Pandu mengingatkan agar masyarakat tidak lengah dengan penularan Covid-19. Menurutnya, di masa PSBB transisi ini kasus Covid-19 tambah meningkat, tapi kepedulian masyarakat menurun jauh.
"Makanya masyarakat diajak kenapa harus pakai masker. Kondisi Indonesia sekarang tidak normal banyak infeksi, banyak OTG berkeliaran di mana-mana, makanya harus pakai masker dan terapkan protokol kesehatan ketat," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja