Suara.com - Seorang dokter kehamilan di New York telah mengembangkan tes cepat atau rapid test coronavirus cepat dan non-invasif. Tes itu dapat memberikan hasil yang akurat dalam 30 menit atau kurang, menurut sebuah studi pendahuluan.
Dilansir dari New York Post, tes, yang dikembangkan oleh Dr. Zev Williams, ahli endokrinologi reproduksi yang mengelola Pusat Kesuburan Universitas Columbia, menggunakan air liur seseorang untuk skrining Covid-19.
Sampel kecil air liur ditempatkan ke dalam tabung yang berisi enzim dan senyawa yang menyebabkan reaksi kimia sebelum tabung kemudian dipanaskan dengan blok panas. Cairan dalam tabung berubah menjadi kuning ketika positif atau merah saat negatif.
"Kami ingin merancang satu langkah uji di mana semua pekerjaan dilakukan oleh enzim dan bahan kimia daripada kartrid dan komponen," kata Williams, menambahkan bahwa enzim dan bahan kimia mudah untuk diukur dan didistribusikan.
Satu langkah, tes cepat mampu mendeteksi sedikitnya satu atau dua salinan virus SARs-CoV-2 dalam mikroliter air liur, menurut sebuah studi pendahuluan yang diterbitkan oleh Williams pada MedRxiv.
Artinya ia dapat mendeteksi jika suatu seseorang terinfeksi walaupun mereka hanya memiliki konsentrasi virus yang rendah.
“Deteksi batas rendah membantu memastikan bahwa Anda dapat mendeteksi virus pada orang yang terinfeksi, meskipun mereka tidak menunjukkan gejala,” jelas Williams.
Studi, yang belum ditinjau oleh sejawat, juga mencatat sensitivitas 97 persen dan spesifisitas 100 persen.
Sensitivitas mengacu pada kemampuan tes untuk mengidentifikasi pasien yang terinfeksi dengan benar, sedangkan spesifisitas adalah kemampuan tes untuk mengidentifikasi dengan benar mereka yang tidak sakit.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Vietnam Gelar Rapid Test Massal untuk 21.000 Orang
Dalam hal ini, ketika sampel negatif, tes saliva tidak memberikan hasil positif palsu, sedangkan ketika sampel positif, 97 persen dari waktu itu terdeteksi dengan benar.
"Tes ini sangat, sangat sederhana, sangat cepat dan sangat akurat," kata Dr. Henry Ji, ketua dan CEO Sorrento Therapeutics, yang telah bermitra dengan Universitas Columbia dan melisensikan tes ini.
"Saat ini keakuratan tes lain tidak ada."
Jika tes terbukti berhasil dalam pengujian lebih lanjut, Williams berharap itu dapat membantu mengekang penyebaran penularan dengan membantu pelacakan kontrak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat