Suara.com - Penggunaan aromaterapi, terutama aromaterapi lavender, banyak diyakini dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Hal ini lantaran aroma lavender bisa membuat pikiran lebih rileks, sehingga tidur pun menjadi lebih nyenyak. Benarkah?
Hal tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar, sebab belum ada penelitian ilmiah yang membuktikannya.
Hal ini dikatakan oleh dr. Eugenia Permatami Herwansyah, SpA dalam bincang-bincang daring pada Kamis (30/7/2020). Ia mengatakan bahwa penelitian seputar aromaterapi untuk meningkatkan kualitas tidur masih sangat terbatas sehingga belum dapat dibuktikan secara ilmiah kebenarannya.
"Itu penelitiannya masih terbatas banget. Aromaterapi ini penggunaannya tidak secara langsung, tapi sifatnya memang membuat rileks, nyaman, dan ada kaitannya dengan menenangkan," ujar dr. Eugenia, seperti dikutip dari Antara.
"Ketika mood-nya sudah bagus dan merasa nyaman, tentu tidurnya akan lebih baik. Kalau secara datanya, masih sedikit sekali yang membuktikan kalau aromaterapi meningkatkan kualitas tidur," kata dr. Eugenia melanjutkan.
Lalu, bagaimana mengatasi anak yang sulit tidur jika penggunaan aromaterapi belum terbukti efektivitasnya? Menurut dr. Eugenia, untuk meningkatkan kualitas tidur anak, yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur jam makan, menghindari konsumsi kafein menjelang tidur, serta tidak menggunakan gawai karena paparan sinarnya dapat menghambat munculnya hormon tidur.
"Jangka waktu empat sampai enam jam sebelum tidur jangan mengkonsumsi kafein, kemudian untuk makan besar disarankan maksimal dua jam sebelum tidur karena perut harus mencerna. Anak kecil atau bayi kan sering lapar, tapi satu jam sebelum tidur masih boleh minum susu," katanya.
Selain itu, orangtua juga bisa melakukan rutinitas positif sebelum tidur kepada anak-anaknya seperti menyanyi bersama, dipijat, oles minyak esensial atau memasang musik yang membuat rileks.
"Itu rutinitas positif yang bisa dilakukan. Kalau rutinitas positifnya sudah dilakukan, secara perlahan anak akan mulai mengatur jam tidurnya. Penggunaan media elektronik, disarankan satu jam sebelum tidur sudah tidak menggunakan elektronik karena paparan sinarnya menghambat produksi dari melatonin," pungkasnya.
Baca Juga: 9 Manfaat Kesehatan Lemongrass, dari Detoks hingga Aromaterapi
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya