Suara.com - Makan makanan protein nabati dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini. Hal ini dilaporkan dalam sebuah ulasan yang terbit di jurnal BMJ.
Jenis protein nabati bisa berupa polong-polongan, biji-bijian, hingga kacang-kacangan. Makan makanan tersebut terkait dengan penurunan risiko kematian dini sebanyak 5 persen.
Melansir dari Everyday Health, para peneliti memeriksa 32 penelitian yang diterbitkan sebelumnya dengan jumlah 715.128 peserta.
Selama masa tindak lanjut dalam kurun waktu 3,5 sampai 32 tahun, terlihat ada 113.039 orang meninggal.
Setidaknya 16.429 orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular dan 22.303 kematian akibat kanker.
Secara umum, orang dengan tingkat konsumsi protein tertinggi, kemungkinan mengalami kematian dini yang turun mencapai 6 persen.
Tetapi sketika para peneliti melihat berbagai sumber protein secara terpisah, mereka hanya menemukan kaitan protein nabati dengan harapan hidup tinggi. Protein hewani tidak memiliki keterkaitan yang signifikan.
Selain itu, orang yang mengonsumsi protein nabati paling banyak memiliki risiko kematian dini 12 persen lebih rendah akibat penyakit kardiovaskular.
"Orang harus mengonsumsi sumber protein yang sehat seperti kacang-kacangan dan biji-bijian sebagai pengganti daging merah dan daging olahan," kata penulis studi senior, Ahmad Esmaillzadeh, PhD, seorang profesor nutrisi di Tehran University of Medical Sciences di Iran.
Baca Juga: Ingin Punya Umur Panjang? Konsumsi Makanan Kaya Protein Nabati
"Perilaku makan sehat ini dapat membantu mengurangi risiko beberapa penyakit dan kematian dini," tambhanya.
Salah satu batasan dari penelitian ini adalah sebagian besar peserta memberikan detail tentang makanan mereka hanya dalam satu titik waktu dan ada kemungkinan kebiasaan makan mereka berubah.
Selain itu, data diet dikumpulkan sebagian besar menggunakan buku harian makanan yang mengandalkan ingatan peserta.
Berita Terkait
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?