Suara.com - Seorang yang ternyata positif virus corona dan duduk di bawah AC pada sebuah kafe, menjadi sumber penyebaran bagi 27 warga lainnya di Korea Selatan.
Ini adalah pertama kalinya begitu banyak orang terinfeksi virus corona pada satu waktu di suatu toko. Meskipun demikian, tidak ada karyawan toko yang terinfeksi. Apa yang sebenarnya terjadi?
Sejak merebaknya virus corona, gerai kopi itu telah membuka ruang yang luas dengan jarak meja rata-rata 2 m dan jarak tempat duduk minimal 1 M di semua gerai. Mereka patuh mengikuti pedoman jaga jarak" pemerintah.
Melalui Twitter, netizen @samkimasia membagikan kisah bagaimana gerai kopi ternama di Korea Selatan menjadi lokasi terbaru infeksi Covid-19.
“Seseorang yang duduk di bawah AC menginfeksi 27 orang lainnya dengan Covid-19 di sebuah kafe di Korea Selatan, tetapi tidak ada karyawan yang memakai masker yang tertular virus," tulis akun tersebut.
Dilansir dari World of Buzz, penyebaran itu terjadi karena pelanggan tidak mengenakan masker dan fakta bahwa udara segar mungkin tidak tersirkulasi dengan baik.
Selain itu, dilansir dari Chosun, pasien itu dikabarkan memiliki lebih banyak emisi virus daripada yang lain. Kekuatan penularan virus setiap pasien diukur dengan indeks yang disebut 'nilai CT'.
Indeks menunjukkan 'berapa kali sampel diputar pada mesin uji, dan virus ditemukan', dan semakin rendah nilainya, semakin besar daya penyebarannya.
Menurut otoritas kesehatan, nilai CT untuk pasien korona tipikal terbentuk antara 10 dan 40 poin. Namun, nilai CT Mr A (pasien tersebut) diukur pada 10 sampai 15 poin. Itu yang disebut sebagai super spreader.
Baca Juga: Hampir Mirip, Begini Cara Bedakan Batuk Demam akibat Flu dengan Covid-19
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi mengakui kemungkinan 'penularan aerosol' bulan lalu, di mana partikel virus yang lebih kecil dari tetesan bercampur di udara dan menyebar. Jika benar, ada kemungkinan infeksi hanya dengan berada di ruang yang sama terlepas dari ada atau tidaknya AC atau jarak antar orang.
Ada juga kemungkinan infeksi melalui 'kontak'. Ini adalah kasus ketika Tn. A meninggalkan virus di pegangan pintu kamar mandi atau tangga, dan pelanggan lain menyentuhnya lalu membawa tangannya ke wajahnya.
Lee Jae-gap, seorang profesor pengobatan infeksi di Hallym University, berkata, "Karena pasien tinggal dalam waktu yang lama, itu akan mencemari bagian dalam saat menggunakan toilet," katanya.
Lalu, apa rahasianya agar karyawan yang paling lama menjaga toko tersebut tidak tertular? Pada saat kunjungan Mr A, empat karyawan bekerja di toko tersebut.
Mereka naik ke lantai dua dari waktu ke waktu untuk mengambil cangkir dan nampan yang ditinggalkan oleh pelanggan dan untuk memeriksa kamar mandi. Menurut manual Starbucks, empat orang secara bergantian melakukan pekerjaan pemeliharaan di lantai dua, yang dulunya adalah 'area berbahaya', totalnya lebih dari lima belas kali dengan interval 10 menit. Namun demikian, semuanya dinyatakan negatif.
Para ahli memperhatikan masker dan 'sarung tangan'. Starbucks mendistribusikan masker KF94 dan sarung tangan sanitasi kepada pekerja toko setiap hari, dan memakainya selama jam kerja.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!