Suara.com - Covid-19 bisa menjangkiti siapa saja termasuk juga ibu hamil. Kabar baiknya hingga saat ini belum ditemukan Covid-19 bisa menular dari ibu ke bayi melalui plasenta atau air ketuban
Tapi kondisi ibu hamil yang terpapar Covid-19 inilah yang bisa mempengaruhi kondisi janin. Terlebih apabila ibu yang terpapar mengalami gangguan nafas, lalu oksigen yang dihirup akan berkurang baik untuk ibu dan janin.
"Tidak ada obat-obatan khusus untuk bayi di dalam kandungan jika sang ibu hamil terpapar Covid-19. Obat-obatan bayi di dalam kandungan tergantung kondisi ibu hamil itu sendiri yang terpapar Covid-19," ujar dr. Nina Martini Somad, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Primaya Hospital Bekasi Timur, melalui rilis yang diterima suara.com, Sabtu (29/8/2020).
Kondisi yang sangat diperhatikan dokter apabila ibu terinfeksi Covid-19 adalah jika sang ibu punya penyakit penyerta atau komorbid.
“Penyakit komorbid itu dapat mempengaruhi kondisi ibu dan bayi di dalam kandungan. Maka dari itu, diperlukan tindakan cepat terhadap dampak Covid-19 terhadap penyakit komorbid yang diderita sang ibu hamil,” jelasnya.
Sedangkan untuk pemeriksaan atau skrining Covid-19 untuk ibu hamil memang rentan dan berbeda-beda. Itulah mengapa sejak awal ibu wajib memeriksakan kondisi kehamilannya pada trimester atau tiga bulan pertama.
Untuk pasien Sectio Caesarea (SC) atau dikenal dengan operasi caesar, screening Covid-19 dapat dilakukan satu minggu sebelum hari H pelaksanaan operasi.
Hal itu untuk meminimalisir pencegahan Covid-19 bagi sang bayi dan para tenaga medis saat pelaksanaan operasi caesar.
Namun, terdapat beberapa kondisi pelaksanaan screening Covid-19 bagi ibu hamil yang akan melakukan persalinan normal.
Baca Juga: Pegawai Positif Covid-19, Kantor KPU Kota Tangerang Ditutup Sementara
Menjelang pembukaan kehamilan, setiap pasien akan diarahkan untuk melakukan screening Covid-19 untuk memastikan risiko terpapar Covid-19 pada sang ibu hamil.
Jika dari hasil screening Covid-19 sang ibu terdapat indikasi mengarah kepada suspek Covid-19, maka proses persalinan direkomendasikan melahirkan secara sesar.
"Risiko proses kehamilan normal pada sang ibu yang terindikasi Covid-19 lebih besar karena sang ibu akan mengejan saat persalinan dan droplet dapat dengan mudah tersebar, baik ke sang bayi maupun tenaga medis lainnya,” ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan