Suara.com - Viral kisah remaja perempuan berinisial NH (12) di Lombok dinikahkan dengan lelaki berinisial S, teman sebayanya oleh kedua orangtuanya dengan alasan terlambat pulang ke rumah.
Kedua orangtua remaja perempuan tersebut tidak terima dan memaksakan anaknya menikah dengan S, jadilah mereka menikah di KUA.
Melihat hal ini Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Ananta, M.Psi berpendapat pernikahan sangat perlu persiapan matang, baik biologis, mental dan finansial.
Ditambah alasan menikah juga perlu dipertimbangkan, tidak asal-asalan dan hanya nafsu belaka.
"Karena keluarga merupakan organisasi terkecil dari sebuah negara. Pasangan yang belum dewasa dan matang serta menikah karena kondisi terpaksa akan berdampak besar terhadap kesehatan mental, organ reproduksi juga bagaimana nilai moral dalam masyarakat juga berpengaruh," ungkap Samantha saat dihubungi suara.com, Kamis, (17/9/2020).
Apalagi saat ini pemerintah sudah menetapkan usia menikah minimal 19 tahun. Bahkan di usia lebih dari itu pemerintah juga sudah membuka kelas penyuluhan, edukasi mendalam tentang pernikahan.
Begitu juga saat anak belum masuk usia pernikahan ia harus dapat edukasi tentang perkembangan remaja.
"Bagaimana menjaga diri lebih baik agar menghindari hal-hal yang dikhawatirkan oleh orangtua," terang Samantha.
Menurut Samanta, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua sebelum menikahkan anaknya:
Baca Juga: 5 Fakta Pernikahan Dini Sepasang Remaja SMP di Lombok yang Bikin Geger
- Memahami perkembangan remaja
- Memahami kebutuhan remaja
- Menguasai bagaimana berkomunikasi dengan remaja
- Mau mencari pertolongan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan menikahkan anaknya yang masih di bawah umur untuk menikah
Psikolg jebolan Universitas Tarumanegara itu juga mengingatkan pernikahan bukan sekedar sah secara agama, tapi juga perlu dicatat negara atau sah secara hukum.
"Maka penting prosesi menikah disaksikan oleh lembaga hukum yang bertanggungjawab," tutupnya.
Berita Terkait
-
Psikolog Lita Gading Sentil Nikita Mirzani Live Jualan dari Rutan: Apa Bedanya dengan di Luar?
-
Angka Perkawinan Anak Turun Jadi 5,9 Persen, KemenPPPA Waspadai Perubahan ke Nikah Siri
-
Potensi Wisata Lombok: Dari Keindahan Pantai Mandalika hingga Kekayaan Budaya Suku Sasak
-
Heboh 'Sister Hong' Versi Lombok, MUA Pria Nyamar Jadi Wanita Berhijab Demi Kelabui Klien
-
Film Horor Ternyata Bisa Jadi Terapi untuk Mengatasi Kecemasan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja