Suara.com - Tak hanya orangtua yang harus bekerja di rumah selama pandemi Covid-19. Anak-anak pun terpaksa harus menghabiskan waktu belajarnya di rumah melalui pembelajaran online. Tentu saja ini sangat menyulitkan orangtua. Siapa yang bisa menjamin, mereka bisa tetap fokus saat belajar online?
“Banyak anak sulit beradaptasi dengan metode pembelajaran baru ini,” kata Megan Allen, seorang guru asal Florida, AS, yang sekaligus pendiri Tailored Learning Supports for Families, seperti dilansir dari Huffpost.
Ya, fokus saat belajar online tentu sangat sulit dilakukan anak-anak. Tapi, tidak apa-apa! Anda hanya butuh beberapa strategi, seperti 7 berikut ini, untuk membuat anak-anak - tetapi anak usia TK dan SD awal - memperhatikan pelajaran online mereka.
1. Ketahui apa artinya 'memperhatikan'
Sebelum Anda mulai terlalu cemas tentang apakah anak-anak memperhatikan pelajarannya atau tidak, para guru mengatakan bahwa penting untuk memperjelas harapan Anda.
“Jelaskan apa artinya 'memperhatikan'. Kita mengucapkan frasa itu, tapi apa artinya? Bagaimana seorang anak usia 7 tahun bisa 'memperhatikan'? ” kata Allen.
“Terkadang kami mengatakan hal-hal yang lumrah sebagai orang dewasa, namun ternyata tidak berarti bagi anak-anak. Ini salah satunya."
Bicarakan dengan anak Anda tentang apa sebenarnya arti 'memperhatikan', agar Anda berdua jelas. Seperti: Apakah telingamu mendengarkan? Apakah pandanganmu tertuju pada guru yang berbicara? Apakah otakmu mengikuti apa yang terjadi?
2. Buatlah ruang belajar yang didedikasikan khusus untuk anak
Meski sulit, terutama jika ruangan di rumah Anda terbatas, namun hal ini sangat penting menurut para ahli.
“Tidak masalah apakah itu dapur, ruang tamu, atau kamar tidur, tetapi harus bebas dari gangguan seperti telepon dan TV, dan yang terpenting harus konsisten,” kata Sarah Brown Wessling, Guru Nasional Tahun 2010 dan Guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Johnston.
Baca Juga: Diperpanjang, Tak Ada Belajar Tatap Muka di Palembang Hingga Akhir Tahun
“Konsistensi adalah kunci untuk pembelajaran di rumah karena ini memberi sinyal kepada anak Anda bahwa inilah saatnya untuk belajar dan terlibat,” katanya.
3. Biarkan mereka gelisah
Ketika orangtua melihat anak mereka gelisah di depan layar, naluri mereka umumnya menganggap anak sudah mulai bosan. Mungkin saja itu benar. Tetapi para guru tahu, bahwa terkadang anak-anak butuh bergerak untuk bisa mendengarkan.
“Sama seperti di sekolah, beberapa peserta didik perlu berdiri atau bergerak untuk memperhatikan,” kata Wessling.
“Jika ini anak Anda, pertimbangkan untuk mengangkat layar laptop ke atas meja atau diletakkan di atas tumpukan buku sehingga mereka dapat berdiri."
4. Temukan tempat terbaik untuk mengawasi anak
Saat anak-anak belajar online, di mana sebaiknya orangtua berada? Beberapa anak terang-terangan menolak diawasi, sementara anak lainnya menjadi sangat pendiam ketika mengetahui orangtua mereka memperhatikan. Tapi, jika Anda tak mengawasi, mereka bisa saja tiba-tiba pergi dari depan layar.
Wessling mendorong para orangtua untuk mencoba-coba mencari posisi yang tepat untuk memperhatikan. “Waspadai kedekatan Anda,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
Terkini
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota