Suara.com - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Leicester, Inggris, dan University of South Australia menunjukkan penderita diabetes tipe 2 lebih baik tidur lebih awal.
Studi ini menilai preferensi waktu tidur (kronotipe tidur) dari penderita diabetes tipe 2 dengan mengidentifikasi hubungan antara waktu tidur dan gaya hidup aktif yang sehat.
Dilansir dari Medical Express, peneliti menemukan bahwa night owl atau orang yang tidur larut malam dan bangun terlambat memiliki gaya hidup yang tidak banyak bergerak, ditandai dengan intensitas fisik yang rendah.
Diabetes tipe 2 sebagian besar disebabkan oleh kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Gaya hidup night owl tentu membuat kesehatan mereka memiliki risiko yang lebih besar.
Peneliti utama, Dr. Joseph Henson dari University of Leicester mengatakan memahami bagaimana preferensi waktu tidur seseorang dapat memengaruhi tingkat aktivitas fisik mereka sehingga bisa membantu penderita diabetes tipe 2 mengelola kesehatannya dengan lebih baik.
"Ada kebutuhan besar akan intervensi skala besar untuk membantu penderita diabetes memulai, mempertahankan dan mencapai manfaat dari gaya hidup aktif," kata Dr. Henson.
"Untuk gaya hidup night owl, penelitian kami menunjukkan mereka berolahraga 56 persen lebih sedikit daripada orang-orang early bird," sambungnya.
Diterbitkan di BMJ Open Diabetes Research & Care, peserta dalam penelitian ini berjumlah 653 dari pasien diabetes tipe 2.
Masing-masing dari mereka memakai akselerometer selama tujuh hari untuk mencatat intensitas dan waktu kegiatan fisiknya, termasuk tidur, istirahat, aktivitas fisik secara keseluruhan.
Baca Juga: Awas, Kesepian Bisa Berpengaruh Terhadap Risiko Diabetes
Studi tersebut menemukan 25 persen peserta memiliki kronotipe pagi, yakni tidur lebih awal dan bangun lebih awal, dengan waktu tidur rata-rata pukul 22:52. Ada pula 23 persen peserta yang memiliki kronotipe malam, yaitu preferensi untuk tidur larut malam dan bangun terlambat, dengan rerata waktu tidur pukul 00:36. Selain itu, 52 persen peserta mengatakan tidak menjalani kedua gaya hidup tersebut.
Dr. Alex Rowlands dari UniSA mengatakan penelitian ini memberikan wawasan unik tentang perilaku penderita diabetes tipe 2.
"Karena kronotipe tidur berpotensi dapat diubah, temuan ini memberikan kesempatan untuk memperbarui gaya hidup menjadi lebih baik, hanya dengan menyesuaikan waktu tidur Anda," kata Dr. Rowlnads.
"Bagi penderita diabetes , ini adalah informasi berharga yang dapat membantu mereka kembali ke jalan menuju kesehatan yang baik," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat