Suara.com - Selama ini, banyak yang mengidentikkan penyakit jantung dengan orang tua. Padahal, generasi milenial pun bisa terkena penyakit jantung. Terlebih, mengingat penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia saat ini. Bahkan Yayasan Jantung Indonesia mencatat bahwa di Indonesia kematian akibat penyakit jantung dan kardiovaskular menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 26,4 persen. Artinya, satu dari setiap empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat penyakit jantung dan kardiovaskular.
Penyakit jantung koroner sebenarnya merupakan penyakit gaya hidup dan dapat dihindari dengan menerapkan gaya hidup sehat sedini mungkin, demikian dikatakan Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin S.H., M.Kn.
"Trennya pun sudah menunjukkan bahwa penyakit jantung dan kardiovaskular menyerang kelompok usia produktif. Generasi milenial juga masuk kelompok umur yang rentan terhadap penyakit jantung dan kardiovaskular," ucap Esti melalui keterangan tertulis yang diterima suara.com, Selasa (29/9/2020).
Dalam peringatan Hari Jantung Dunia hari ini, 29 September 2020, lanjut Esti, Yayasan Jantung Indonesia mengkampanyekan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan kardiovaskular dengan fokus utama pada generasi muda.
"Program Yayasan Jantung Indonesia adalah mengajak generasi milenial untuk menjadi agen-agen perubahan di bidang kesehatan jantung sehingga bisa menjadi smart influencer untuk lingkungan keluarganya, tempat kerja, tempat tinggal atau sekolah baik melalui media tradisional maupun melalui media virtual," paparnya.
Esti menjelaskan, faktor risiko penyakit jantung koroner seperti umur dan jenis kelamin memang tidak dapat diubah. Namun faktor risiko yang berasal dari gaya hidup seperti merokok, konsumsi makanan yang tidak sehat, konsumsi alkohol yang berlebihan, kurang aktivitas berolahraga, stres tinggi, serta kurang istirahat, jadi hal yang bisa diubah agar terhindar dari penyakit jantung koroner.
Gaya hidup yang tidak sehat akan mempercepat kerusakan pada pembuluh darah. Kerusakan itu bisa menyebabkan penyumbatan pada aliran darah arteri ke jantung. Pembuluh darah utama yang memasok darah, oksigen dan nutrisi ke jantung menjadi rusak.
"Namun, banyak yang belum menyadari bahwa penyakit jantung koroner ini bisa dicegah sejak dini. Untuk membantu pemerintah menurunkan beban biaya BPJS yang amat sangat tinggi, Yayasan Jantung Indonesia melakukan penguatan di bidang promotif dan preventif," katanya.
Esti menyampaikan bahwa penyakit jantung yang menempati urutan tertinggi dari beban biaya BPJS untuk periode Januari - Desember 2019 dengan total 14,3 juta kasus dengan total beban biaya Rp 11,8 triliun. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia sebesar 1,5 persen. Berarti setiap 15 orang dari 1.000 penduduk Indonesia sudah terdiagnosa penyakit jantung dan kardiovaskular.
Baca Juga: Turunkan Risiko Serangan Jantung, Yuk Olahraga Aerobik!
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
Terkini
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon