Suara.com - Sejak pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia, proses belajar mengajar di sekolah berubah drastis dan lebih banyak mengandalkan pembelajaran digital.
Tapi menurut Head of Domestic Business Unit Cultural APP Sinar Mas, Santo Yuwana, konsep belajar jarak jauh menggunakan layar gadget memang baik, tapi literasi anak juga perlu dibangun.
Kata Santo, kebiasaan seperti menulis di buku tulis juga bisa meningkatkan literasi anak, khususnya menambah kreativitas dan menggerakan saraf motorik mereka.
"Menulis di buku tulis mempunyai manfaat yang besar terhadap kemajuan cara berpikir, kreativitas, motorik dan pembangunan karakter anak-anak kedepannya, yang mana harus dibudidayakan meski era digitalisasi telah merambah," ujar Santo melalui rilisnya yang diterima Suara.com, Rabu (30/9/2020).
Sebelum pandemi, arus digitalisasi memang sudah menjamah para pelajar. Tapi setelah pandemi menjadi kian masif dan tidak bisa dihindarkan, pelajar bisa menghabiskan waktu selama berjam-jam di depan layar dan mencatat juga di smartphone maupun komputer.
Padahal mencatat di gadget, fokus mudah sekali teralihkan, dan mengundang multitasking.
"Banyak peneliti telah menyarankan bahwa mencatat dengan gadget dinilai kurang efektif dibandingkan mencatat dengan tulisan tangan untuk belajar, meskipun komputer atau smartphone digunakan hanya untuk membuat catatan, penggunaannya menghasilkan pemrosesan yang lebih dangkal," terang Santo.
Hal ini sesuai dengan penelitian Princeton University dan University of California oleh Pam A. Mueller and Daniel M. Oppenheimer pada 2014 lalu.
Di sisi lain, berdasarkan keterangan The Conversation.com, mengungkap bagaimana mencatat dengan tulisan tangan melibatkan keterlibatan kognitif dalam meringkas, memparafrasekan, mengatur, memetakan konsep dan kosakata sehingga mengubah informasi menjadi pemahaman yang lebih mendala.
Baca Juga: Disindir Soal Tak Akui Anak Nadya Mustika, Rizki DA: Ditunggu Aja
"Oleh dari itu, para pelajar membutuhkan keterampilan kognitif dalam pembelajaran yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk memproses informasi dan terhubung dengan hasil belajar yang lebih baik," ungkap Santo.
Minat belajar anak yang rendah selama pandemi Covid-19 ini juga terbukti dari survei yang dilakukan oleh UNICEF pada Mei dan Juni 2020 melalui U-Report.
Terungkap dari total 3.767 responden, 87 persen di antaranya menginginkan untuk kembali ke sekolah yang dinilai lebih efektif untuk belajar karena adanya bimbingan secara langsung dari guru.
Selain itu, belum lagi melihat Indonesia yang berada dalam urutan enam terbawah yaitu peringkat ke 72 dari 77 negara dilihat dari survei kemampuan pelajar, menurut lembaga penilaian pendidikan internasional Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan