Suara.com - Pandemi Covid-19 yang melanda bukan satu-satunya wabah penyakit yang membunuh jutaan orang.
500 tahun lalu, wabah cacar air yang menghantam Meksiko pada 1520 menjadi momok bagi negara tersebut.
Virus yang dibawa oleh penjajah Spanyol menciptakan pemandangan yang mengerikan di Meksiko.
Kremasi massal jenazah orang yang mengidap cacar, perobohan rumah yang di dalamnya terdapat satu keluarga yang meninggal karena cacar, menjadi salah satu pemandangan yang mengerikan di kota tersebut.
Dilansir VOA Indonesia dari kantor berita Associated Press, cacar air dan penyakit baru lainnya terus membunuh puluhan juta orang pribumi di Amerika yang tidak tahan terhadap penyakit yang berasal dari Eropa itu.
Virus tersebut kemudian menyebar ke Amerika Selatan, dan menyebabkan kejatuhan dan penggulingan kerajaan seperti Aztec dan Inca.
Hernán Cortés dan kelompoknya yang terdiri dari beberapa ratus orang Spanyol telah diusir dari ibu kota Aztec Tenochtitlan, sekarang Mexico City, pada tanggal 30 Juni 1520.
Mereka diusir oleh penduduk yang marah setelah penjajah menculik Kaisar Moctezuma dan dia meninggal.
Namun, meski meninggalkan Meksiko, orang Spanyol tersebut tak membawa serta budak-budaknya yang berasal dari orang pribumi dan Afrika yang mereka bawa dari Kuba.
Baca Juga: Waduh! Wabah Covid-19 Belum Usai, Demam Babi di Jerman Terus Meningkat
Padahal beberapa dari mereka sudah terinfeksi cacar.
Sejarawan Miguel León Portilla dalam bukunya "The Vision of the Conquered" mengutip para penulis sejarah yang menggambarkannya sebagai "wabah yang hebat ... penghancur besar orang." Cuitláhuac, penerus Moctezuma, meninggal karena penyakit itu pada tahun 1520.
Suku Aztec, atau orang Meksiko, mencoba pengobatan tradisional yang telah lama dipercaya untuk memerangi penyakit yang tidak diketahui itu. Namun, ternyata gagal.
Mereka juga mencoba mandi uap obat yang dikenal dengan istilah "temezcales."
Namun, karena orang-orang berdesakan begitu rapat ke dalam bilik batu dan lumpur yang tertutup, pemandian tersebut pada akhirnya hanya berfungsi sebagai tempat penyebaran penyakit.
"Itu adalah penularan massal," kata sejarawan medis Sandra Guevara,
Berita Terkait
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
Banjir Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular, Kemenkes Dorong Imunisasi Darurat
-
Ngeri, Kota Tuan Rumah Piala Dunia 2026 Ini Simpan Ribuan Mayat yang Belum Terungkap
-
Mumi Guanajuato di Meksiko Diduga Mengandung Jamur Aktif Berbahaya
-
Daftar 39 Negara yang Sudah Lolos ke Piala Dunia 2026, Banyak Kejutan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan