Suara.com - Alergi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja sejak masih bayi. Meski termasuk penyakit keturunan, anak yang orangtua atau saudara kandungnya tidak memiliki alergi apa pun masih bisa menunjukan gejala alergi.
Konsultan alergi imunologi IDAI Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A (K) menjelaskan kondisi itu bisa saja terjadi karena orangtua si anak sebenarnya memiliki sifat alergi, hanya saja belum bertemu dengan pemicunya.
"Kemungkinan anak terkena alergi bisa 5-15 persen. Pada beberapa kasus biasanya karena anak juga tidak mendapatkan ASI," jelas dokter Zaki dikutip dari siaran IGTV Ayahbunda, Rabu (7/10/2020).
Jenis alergi pada anak juga bisa dilihat dari usianya. Bayi usia di bawah 1 tahun, kata Zaki, kebanyakan mengalami alergi pada makanan. Itu terjadi karena saluran cernanya belum berfungsi dengan baik, sehingga yang terganggu sering kali anak mengalami diare juga ruam di kulit.
Setelah usia di atas satu tahun, saluran cerna telah membaik. Namun jika tidak dilakukan pencegahan, alergi bisa berkembang ke jenis lain. "Umur 1 tahun ke atas saluran cerna sudah membaik, alergi saluran cerna sudah hilang, kulit bersih, sembuh. Nanti alergi saluran napas karena anak main di luar kena debu. Maka jadilah kena asma kalau tidak ditangani dengan baik," tuturnya.
Menurut dokter Zaki, asma bisa dialami anak hingga berusia 7 tahun. Setelah itu, hingga remaja, imunitas anak semakin bagus begitu pula dengan saluran napasnya. Sehingga kemungkinan asmanya akan sembuh.
Namun sayangnya, alergi belum tentu berhenti. Anak masih kemungkinan mengalami alergi udara yang terjadi melalui hidung.
"Nggak bisa kita hindari karena paling depan kontak dengan udara. Itu disebut dengan allergic march, perjalanan alergi pada anak, kalau tidak ditangani dengan baik," jelas Guru Besar Universitas Indonesia tersebut.
Dokter Zaki menyarankan agar pengobatan dilakukan sedini mungkin untuk mencegah alergi berkembang menjadi asma dan seterusnya. Menurutnya, pasien yang berobat sebaiknya memang menjalani pengobatan jangka panjang sebagai pencegahan.
Baca Juga: Idap Sindrom Stevens-Johnson, Tubuh Gadis Ini Terbakar setelah Minum Obat
"Kulitnya dikasih pelembab rutin untuk mengobati barrier kulit yang mengalami gangguan yang mudah terjadi alergi. Dengan menghindari, bisa menghentikan supaya tidak berlanjut," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak