Suara.com - Banyak orang mungkin akan menganggap remeh batuk, pilek, sakit tenggorokan, hingga sembelit pada anak-anak. Tapi tahukah Anda, semua gejala di atas bisa jadi merupakan gejala milk and cookie disease atau sindrom biskuit susu.
Yap, sindrom biskuit susu itu benar adanya dan bukan lelucon semata. Mengutip Times of India, Selasa (12/10/2020), sindrom ini menyerang anak-anak yang kebanyakan mengonsumsi gula dan lemak olahan yang berlebihan.
Pola makan yang tidak sehat, khususnya di malam hari, memicu sindrom ini. Bukan seperti namanya, sindrom ini tidak hanya disebabkan biskuit dan susu semata, tapi ada makanan lain yang turut berperan.
Di antaranya adalah minuman ringan, soda, jus kemasan, susu, yogurt beraroma, es krim, cokelat, dan makanan ringan yang mengandung gula. Makanan dan minuman itulah penyebab utama sindrom ini.
Pemicu terbesarnya adalah semua produk makanan mengandung susu atau kadar pengawet dan gula yang tinggi.
Mengonsumsi makanan ini sebelum tidur jadi indikasi utama, karena saat anak tidur, kandungan asam dari makanan ini yang sudah ada di lambung, akan kembali mengalir ke kerongkongan, bahkan sampai ke tenggorokan.
Dampaknya tidak seperti orang dewasa yang mengalami mulas, yang terjadi pada anak justru pilek, sesak napas, batuk atau sakit tenggorokan akibat sindrom ini.
Sindrom ini memang bisa diatasi dengan dengan mengonsumsi obat. Tapi, obat hanya menghilangkan gejala sementara, sindrom tetap akan mucul jika pola makan tidak sehat anak tidak diperbaiki.
Cara satu-satunya dan terbaik untuk menghilangkan sindrom ini adalah dengan pengurangi produk susu olahan dan makanan bergula tinggi sebelum tidur. Cara ini akan mencegah refluks asam lambung yang menyebabkan sindrom biskuit susu.
Baca Juga: Duh, Pakar Tegaskan Kelas Online Buruk untuk Kesehatan Anak!
Nah, jika anak Anda terbiasa minum susu sebelum tidur, maka pastikan berkonsultasi dengan dokter ketika mulai muncul keluhan batuk, hidung mampet, sakit tenggorokan, atau sembelit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak