Suara.com - Seorang ilmuwan terkemuka menyarankan skrining pasien virus coroma asimtomatik atau tanpa gejala untuk mengurangi risiko penyebaran. Menurutnya, langkah ini cukup efektif dalam menghentikan pandemi virus corona.
Tanpa gejala artinya tidak ada tanda-tanda penyakit yang muncul. Pada kondisi ini, seseorang yang terinfeksi virus corona Covid-19 disebut asimtomatik.
Mereka sembuh dari penyakit atau masalah kesehatan tertentu, tanpa tanda-tanda dan tidak lagi memiliki gejala apapun setelahnya.
Pusat Media Sains sekarang ini, Profesor Paul Lehner dari Universitas Cambridge mengatakan skrining asimtomatik yang lebih baik diperlukan untuk membantu mengobati orang dengan virus corona Covid-19 lebih dini.
Paul Lehner berbicara tentang proses penyaringan asimtomatik yang telah diterapkan oleh universitasnya sendiri. Ia melakukan skrining dengan menguji mahasiswanya secara berkelompok.
"Cara ini memungkinkan kami untuk menemukan pasien virus corona asimtomatik, memungkinkan kami bergerak lebih cepat untuk mengisolasi mereka dan melindungi orang lain," jelas Paul Lehner mengutip dari Express, Jumat (23/10/2020).
Menurut Paul Lehner, langkah itu satu-satunya cara untuk menghentikan pandemi virus corona Covid-19 sejak awal, sebelum kondisi seseorang menjadi semakin parah dan sulit ditangani.
Tapi, langkah ini akan menjadi tantangan logistik untuk pengujian yang lebih baik. Kemudian, menguji populasi yang paling berisiko tinggi.
University College London (UCL) telah menganalisis data dari survei infeksi virus corona Office for National Statistics (ONS) terhadap 36.061 orang yang menjalani tes dari akhir April hingga Juni 2020.
Baca Juga: Studi New York: Risiko Kematian Pasien Covid-19 Mulai Menurun
Penelitian ini menemukan lebih dari 8 di antara 10 orang yang positif terinfeksi virus corona Covid-19 tidak menunjukkan gejala utama saat pengujian.
Secara total, 86 persen pasien tidak mengalami batuk, kehilangan indra perasa dan penciuman hingga suhu tinggi sebagai gejala umum virus corona Covid-19. Sekitar 77 persen orang tidak menunjukkan gejala virus corona sama sekali.
Data menunjukkan 115 dari 36.061 orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona, 27 di antaranya bergejala, yakni sekitar 23,5 persen saja.
Artinya, 88 orang tidak menunjukkan gejala virus corona pada hari pengujiuan, yang jumlah ini setara 76,5 persen.
Namun, pimpinan penelitian Profesor Irene Petersen mengatakan orang mungkin telah mengembangkan gejala beberapa hari sebelum tes. Tapi, angka ini menunjukkan sejumlah besar penyebaran virus corona tanpa gejala.
"Mereka mungkin penyebar virus corona diam dan tidak mengetahuinya. Anda mungkin melihat banyak orang keluar dan tidak mengisolasi diri karena tidak tahu mereka positif terinfeksi virus corona atau tidak," kata Profesor Petersen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?