Suara.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa kurangnya kadar vitamin D di awal kehidupan bisa berefek pada masalah sindrom metabolik di masa remaja. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian dosis vitamin D yang cukup bisa menurunkan risiko berbagai sindrom metabolik.
Melansir dari Medical Xpress, sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi seperti gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh, hingga kadar kolesterol atau trigliserida yang tidak normal. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
"Kami tidak pernah tahu dari studi observasi jika ada penyebabnya, tetapi setidaknya dari sudut pandang prediktif fakta bahwa satu ukuran vitamin D pada masa awal kehidupan memprediksi risiko kardiovaskular dalam periode yang begitu lama," kata penulis senior Eduardo Villamor, profesor epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Michigan.
Penelitian yang telah diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini menggunakan data lebih dari 300 anak.
Dalam studi ini, Villamor dan rekannya mengukur konsentrasi vitamin D dalam darah pada anak usia setahun dan memeriksa hubungannya dengan indeks massa tubuh untuk usia pada usia 5, 10, dan 16 hingga 17. Mereka juga mengukur persentase lemak dan massa otot serta skor sindrom metabolik sepeti lingkar pinggang, tekanan darah, lipid darah, hingga resistensi insulin pada usia 16-17 tahun.
Mereka menemukan bahwa setiap unit tambahan vitamin D dalam darah anak usia 1 tahun terkait dengan peningkatan berat bedan yang lebih lambat antara usia 1 hingga 5 tahun. Mereka juga memiliki skor risiko metabolik yang lebih rendah pada usia 16-17 tahun dan lebih sedikit memiliki lemak tubuh serta massa otot lebih tinggi saat remaja.
"Anda dapat memiliki anak berusia 16 tahun dengan tekanan darah tinggi, lipid yang buruk, dan resistensi insulin, sehingga menemukan faktor-faktor yang berpotensi dapat dimodifikasi untuk memodulasi risiko itu dapat bermanfaat," kata Villamor.
Ia menambahkan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk memeriksa efek suplementasi vitamin D di awal kehidupan pada hasil kardiometabolik jangka panjang.
Baca Juga: Kelamaan di Rumah Bikin Kulit Kusam dan Jerawatan, Begini Solusinya
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek