Suara.com - Selama beberapa tahun belakangan, dokter dan peneliti sudah mengetahui bahwa 37 derajat Celcius bukanlah suhu tubuh strandar normal, seperti yang dianggap orang-orang sebelumnya.
Sebuah studi yang dilakukan 16 tahun terhadap populasi di Bolivia, Amerika Selatan, dan terbit di Science Advances menunjukkan bahwa rata-rata suhu tubuh menurun dari waktu ke waktu.
Dilansir The Indian Express, studi ini mengamati 18 ribu suhu tubuh dari 5.500 individu di antara Tsimane, populasi asli di Amazon Bolivia.
“Tsimane adalah penjelajah hortikultura asli yang mendiami lingkungan tropis yang penuh dengan beragam patogen (mikroorganisme yang menyebabkan penyakit), dari flu atau pneumonia, hingga cacing tambang dan tuberkulosis,” kata penulis utama Michael Gurven, antropolog di University of California, Santa Barbara.
Paparan infeksi yang lebih banyak dapat menyebabkan peradangan yang lebih tinggi, sehingga dapat menyebabkan suhu tubuh lebih tinggi atau demam yang lebih tinggi.
"Dari penelitian sebelumnya, kami juga mengetahui bahwa Tsimane mengalami peradangan yang lebih tinggi karena beban infeksi yang tinggi ini. Jadi kami berharap menemukan bahwa suhu tubuh di antara Tsimane akan lebih tinggi daripada di AS, Inggris, dan Jerman,” sambung Gurven.
Berbanding terbalik dengan perkiraan awal, ternyata suhu tubuh rata-rata orang Tsimane menurun -17,7 derajat Celcius (0,09 derajat Fahrenheit) per tahun. Jadi, sekarang suhu tubuh rata-rata mereka sekitar 36,5 derajat Celcius.
Penurunan dalam waktu kurang dari dua dekade ini, para peneliti mencatat, hampir sama dengan yang diamati di AS selama dua abad.
Peneliti menduga ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan rata-rata suhu ini, seperti perawatan kesehatan yang lebih baik, inflamasi atau peradangan yang lebih rendah, durasi infeksi yang lebih singkat, hingga tubuh yang kurang bekerja.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
-
Penyebab Cloudflare Down, Sebabkan Jutaan Website dan AI Lumpuh
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
Terkini
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%