Suara.com - Kafein, yang terkandung di dalam kopi, teh, minuman berkarbonasi, hingga obat, memiliki efek berbahaya terhadap stres pada jantung.
Dalam dosis sedang, kafein memiliki efek positif bagi kebanyakan orang. Ini adalah stimulan sistem saraf pusat yang meningkatkan kewaspadaan, mengurangi kelelahan, serta meningkatkan konsentrasi, dan fokus.
Bahkan, kafein dapat membantu menurunkan berat badan dengan menekan nafsu makan untuk sementara dan mendorong tubuh menghasilkan panas serta energi saat mencerna makanan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS menyarankan asupan harian maksimal 400 miligram, jumlah dalam dua hingga tiga cangkir kopi berkafein, tergantung merek dan sangrainya.
Namun, jumlah kafein yang berlebihan, justru dapat menyebakan detak jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi, gelisah, lekas marah dan kecemasan, yang semuanya memiliki dampak buruk pada fungsi kardiovaskular atau jantung, lapor New York Times.
Kafein juga meningkatkan sekresi hormon stres kortisol, yang memicu respons 'lawan atau lari' terhadap acaman atau krisis yang dirasakan.
Diproduksi oleh kelenjar adrenal ketika dirangsang oleh hipotalamus dan kelenjar pituitari, kortisol mengalihkan fungsi tubuh lainnya untuk memungkinkan respons yang cepat dan efektif terhadap stres atau bahaya.
Produksi kortisol dalam jumlah banyak secara terus menerus dapat menyebabkan kecemasan, depresi, masalah ingatan dan konsentrasi, kesulitan tidur, penambahan berat badan, dan penyakit jantung.
Dalam laporan yang terbit pada 2005 di Psychosomatic Medicine oleh pemimpin studi William Lovallo, ahli stres di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Oklahoma, menyimpulkan peningkatkan sekresi kortisol secara kronis atau berkepanjangan mungkin berdampak pada kesehatan jangka panjang.
Baca Juga: Keluar Keringat Berlebih Meski Tak Olahraga, Benarkah Tanda Sakit Jantung?
Bagi orang yang berisiko penyakit jantung, efek samping paling serius adalah kemampuannya meningkatkan tekanan darah.
"Asupan kafein setiap hari tidak menghilangkan respons tekanan darah terhadap kafein, bahkan pada pria dan wanita muda yang sehat," kata Lovallo.
Jadi, seperti kebanyakan lainnya dalam hidup, moderasi adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat kafein sekaligus meminimalkan risikonya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Hasil Penelitian: Nutrisi Tepat Sejak Dini Bisa Pangkas Biaya Rumah Sakit Hingga 4 Kali Lipat
-
Stop Jilat Bibir! Ini 6 Rahasia Ampuh Atasi Bibir Kering Menurut Dokter
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya