Suara.com - Produksi telur ayam ternak di Indonesia dianggap cukup berisiko. Hal tersebut terungkap lewat investigasi LSM internasional, Equitas Global yang menemukan adanya risiko pandemi baru lewat praktik kandang telur baterai.
Praktik bisnis tersebut menjadikan ternak ayam petelur tinggal di dalam kandang yang sangat sesak dan sempit hingga kesulitan untuk bergerak hingga menimbulkan kecacatan.
Praktik kandang telur baterai juga membuat kotoran ayam menumpuk dan burung-burung liar beterbangan, sehingga sangat berisiko memunculkan penyebaran mutasi flu burung.
"Peternakan kandang baterai yang mengurung hewan, seperti halnya temuan investigasi kami pada salah satu supermarket Indonesia tentunya meningkatkan munculnya risiko epidemi zoonosis seperti flu burung dan kontaminasi salmonella," kata campaign manager dari Equitas, Bonnie Tang melalui siaran pers yang diterima Suara.com, Sabtu (21/11/2021).
Bonnie melanjutkan, data United Nations Environment Programme (UNEP) memperlihatkan bagaimana tiga dari empat penyakit menular baru pada manusia adalah zoonosis, yang berasal dari hewan liar namun dapat menyebar dan menular ke hewan ternak dalam industri.
Hal tersebut sangat ironis mengingat dunia tengah berjuang melawan pandemi yang disebabkan oleh penyimpangan dan kelalaian keamanan produksi pangan.
Di luar negeri, perusahaan ritel dan supermarket telah berkomitmen untuk hanya menjual dan memasok telur yang berasal dari peternakan ayam “bebas kandang”, yang dianggap jauh lebih aman bagi konsumen dan memperlakukan hewan ternaknya secara baik.
“Di seluruh lokasi operasionalnya di Eropa dan Amerika Utara, Ahold Delhaize (perusahan ritel) sudah menerapkan sistem pemasok ayam petelur bebas kandang, namun tidak di Indonesia. Akan lebih baik bagi para pelaku bisnis khususnya di Indonesia, untuk terus menerapkan praktik bisnis berkelanjutan, salah satunya menghilangkan kandang telur baterai yang berisiko," tutup Bonnie.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2019, produksi telur ayam ternak dan desa berada di angka 4.753.382,00 dan diprediksikan akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk serta peningkatkan status sosial ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Minta Perintah Pemerintah Diikuti, Ridwan Kamil Singgung Lisan Pemimpin
Di Indonesia sendiri dikenal tiga tipe telur yang diproduksi secara ternak dan industri untuk konsumsi harian, yakni: telur ayam ternak, telur ayam desa, dan telur bebek.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
Terkini
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?