Suara.com - Infeksi virus corona bisa menular kepada siapa saja temasuk mereka yang berjuang di garda terdepan seperti tenaga kesehatan.
Seorang Dokter umum Twindy Rarasati salah satunya. Ia mengatakan dirinya pernah terinfeksi virus SARS Cov-2 penyebab sakit Covid-19 pada pertengahan April lalu.
Ia bercerita saat itu dirinya mengalami gejala ringan dan menjalani isolasi mandiri di rumah sakit selama dua pekan. Selama masa isolasi, selain diberikan obat berupa antibiotik dan vitamin C, dokter Twindy juga diminta untuk melakukan diet tinggi kalori dan protein.
"Saat di rumah sakit, diet disesuaikan oleh rumah sakit. Tapi overall tinggi kalori dan tinggi protein. Dimaksudkan jadi semua makanan punya kalori, hitungan kalori. Itu diusahan tinggi dan protein lebih banyak," cerita Twindy dalam webinar Vaksin Sebagai Rencana Preventif Kesehatan, Senin (23/11/2020).
Ia menambahkan bahwa tujuan diet tersebut untuk meningkatkan imunitas tubuh. Saat masa isolasi di rumah sakit selesai, Twindy melanjutkan diet yang telah ia jalani di rumah.
Bukan seperti pemahaman pada masyarakat umumnya, Dokter Twjndy menjelaskan bahwa diet tidak selalu bertujuan untuk menurunkan berat badan.
"Diet itu mengatur makanan. Maksudnya sesuai tujuan masing-masing orang. Kalau diet tinggi kalori dan protein artinya saya mengatur makanan agar tinggi kalori dan protein. Tapi kalau diet rendah karbohidrat berarti saya diet yang karbonya rendah. Jadi supaya jangan salah kaprah," tuturnya.
"Jadi kalau ada yang bilang, 'lagi diet nih' bukan berarti diet itu tujuannya untuk kurus," tambahnya.
Namun ia menyarankan, pada orang yang obesitas apalagj jika terinfeksi Covid-19, sebaiknya menjalankan diet penurunan berat badan. Sebab berat badan yang berlebihan bisa menyebabkan kondisi pasien Covid-19 jadi memburuk.
Baca Juga: Minggu 22 November, Jumlah Kesembuhan Harian Covid-19 di Kaltim 144 Pasien
"Kalau memang saat itu obesitas mungkin ada baiknya menurunkan berat badan dengan cara sesuai dengan tujuan meningkatkan imunitas juga. Karena kalau obesitas kena Covid itu bisa membuat dalam kondisi buruk juga," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025