Suara.com - Legenda sepakbola Diego Maradona disebut sempat mengalami penggumpalan darah sebelum mengentikan pendarahan dan menyembuhkan luka. Dilansir dari Medicine UNC Edu, ada sejumlah faktor-faktor tertentu bisa meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.
Sementara itu, pasien pertama Covid-19 disebut masih mengalami nyeri otot meski sudah sembuh. Dua berita tadi merupakan kabar terpopuler di kanal Health Suara.com. Berikut ini berita terpopuler lainnya.
1. Ini 5 Orang Berisiko Alami Penggumpalan Darah, Apakah Anda Termasuk?
Penggumpalan darah yang dialami pesepakbola Diego Maradona sebelum meninggal dunia adalah respons alami tubuh untuk menghentikan pendarahan dan menyembuhkan luka.
Saat gumpalan terbentuk di dalam salah satu pembuluh darah, gumpalan belum pasti akan larut dengan sendirinya. Kondisi inilah yang bisa membahayakan dan mengancam jiwa.
2. Maradona Meninggal akibat Henti Jantung, Waspada 5 Faktor Risikonya
Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, mengembuskan napas terakhir pada Rabu (25/11/2020) akibat henti jantung. Henti jantung yang dialami oleh legenda sepak bola tersebut biasanya disebut dengan cardiac arrest atau sudden cardiac arrest (SCA).
Melansir dari Healthline, penyebab utama dari henti jantung secara mendadak adalah adanya masalah pada sistem elektrik di dalam organ jantung. Detak jantung dikendalikan oleh impuls listrik. Saat impuls ini berubah pola, detak jantung menjadi tidak teratur sementara henti jantung terjadi saat ritme jantung berhenti.
Baca Juga: Minta Rizieq Tes Covid, Bima Arya: Beliau Cipika-cipiki dengan Orang Banyak
3. Ngeri, Pasien Pertama Covid-19 di Inggris Akui Masih Kerap Alami Nyeri Otot
Seorang perempuan berusia 51 tahun bernama Joanne Rogers, disebut menjadi pasien pertama Covid-19 di Inggris. Namun saat itu Joanne hanya berpikir dirinya mengalami flu biasa pada akhir Januari lalu.
Dikutip dari Mirror.co.uk, Joanne disebut masuk kasus penularan dari orang ke orang yang dikonfirmasi paling awal di Inggris. Hingga saat ini, ibu satu anak itu mengaku masih merasakan dampak dari infeksi virus SARS COV-2 tersebut.
4. Gejala Baru, Sakit Kepala Bisa Jadi Tanda Infeksi Virus Corona
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit
-
Hasil Penelitian: Nutrisi Tepat Sejak Dini Bisa Pangkas Biaya Rumah Sakit Hingga 4 Kali Lipat
-
Cegah Bau Mulut akibat Celah Gigi Palsu, Ini Penjelasan Studi dan Solusi untuk Pengguna
-
Stop Jilat Bibir! Ini 6 Rahasia Ampuh Atasi Bibir Kering Menurut Dokter
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek