Suara.com - Penelitian terhadap 37 ribu orang menemukan tekanan darah tinggi pada orang usia di bawah 50 tahun bisa menimbulkan konsekuensi serius di kemudian hari.
Tekanan darah diastolik yang lebih tinggi bisa meningkatkan risiko kerusakan otak ketika bertambah tua. Meskipun hanya menunjukkan sedikit peningkatan.
Kondisi ini mungkin juga meningkatkan risiko stroke, cacat fisik dan depresi. Pemimpin studi, Dr Karolina Wartolowska, dari Universitas Oxford mengatakan banyak orang menganggap hipertensi dan stroke adalah penyakit orang tua.
Tapi, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa seseorang harus memastikan tekanan darahnya dalam kisaran normal sejak usia 40 dan 50-an jika ingin menjaga kesehatan otak hingga usia 60 sampai 70-an.
Idealnya, tekanan darah yang normal berkisar antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Sedangkan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih sudah dianggap tinggi.
Peneliti menganalisis catatan dari database Biobank Inggris, yang melibatkan orang usia 40-69 tahun antara 2006 dan 2010. Peneliti mengikuti kesehatan mereka selama lebih dari 10 tahun.
Hasilnya, mereka menemukan kerusakan otak yang dikenal sebagai hipertensitas materi putih (WMH). Kerusakan otak ini muncul pada pemindaian MRI yang menunjukkan adanya kerusakan pada pembuluh darah kecil.
Studi tersebut juga menemukan bahwa peningkatan kecil 10 mmHg di atas normal dalam tekanan darah sistolik diukur ketika jantung berkontraksi. Kondisi inilah yang menyebabkan peningkatan WMH rata-rata 12,6 persen.
Pada tekanan darah diastolik, setiap kenaikan 5 mmHg dikaitkan dengan peningkatan 10,6 persen pada WMH. Orang-orang yang memiliki tekanan darah diastolik lebih tinggi pada usia 40 dan 50-an cenderung akan menderita kerusakan otak lebih parah di tahun berikutnya.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, Mutasi Virus Corona Tidak Meningkatkan Penularan
Hiperintensitas materi putih ini bisa meningkatkan risiko stroke, demensia, cacat fisik, depresi dan penurunan kemampuan berpikir.
"Tekanan darah tinggi tidak hanya memengaruhi jantung, tapi juga kepala seseorang," kata Dr Richard Oakley, dari Alzheimer's Society dikutip dari Express.
Meskipun penelitian ini tidak mencari hubungan spesifik antara tekanan darah dan demensia. Tapi, kedua hal itu saling berkaitan karena tekanan darah tinggi juga berhubungan dengan perubahan otak yang bisa meningkatkan risiko demensia.
"Karena sedikitnya perawatan demensia yang tersedia, maka sangat penting untuk memikirkan kesehatan kita sejak masih muda," jelasnya.
Berita Terkait
-
Waspada! Hipertensi Intai Anak Muda, Ini Resep Sehat Kata Dokter
-
Viral Siput Diduga Terekam di Makanan MBG, Ancam Kerusakan Otak Jika Termakan
-
Hipertensi Masih Jadi Silent Killer, Deteksi Dini Dan Pola Makan Sehat Jadi Kunci Pencegahan
-
Kondisi Kesehatan Bruce Willis Makin Memprihatinkan: Sulit Bicara dan Berjalan
-
5 Olahraga Ini Harus Dihindari Oleh Penderita Hipertensi, Salah Satunya Lari Cepat
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?