"China memiliki citra yang harus dilindungi secara internasional, dan pejabat berpangkat lebih rendah memiliki insentif yang jelas untuk tidak melaporkannya - atau untuk menunjukkan kepada atasan mereka bahwa mereka kurang melaporkan - ke mata luar," kata Andrew Mertha, direktur Program Studi China di Universitas John Hopkins.
Pada pertengahan Februari, para pejabat memperbaiki sistem dan memecat pejabat kesehatan tinggi di Hubei yang akan bertanggung jawab atas pelaporan tersebut, lapor outlet tersebut.
Dokumen-dokumen itu juga mengungkapkan bagaimana rata-rata dibutuhkan 23,2 hari untuk mendiagnosis kasus pada bulan-bulan pertama wabah, menyebabkan pemerintah menggunakan angka-angka lampau untuk menentukan bagaimana menanggapi krisis yang sedang berlangsung.
“Anda sedang melihat data yang berumur tiga minggu dan mencoba membuat keputusan untuk hari ini,” kata Dr. Amesh Adalja, dari Johns Hopkins Center for Health Security.
Laporan tersebut mencatat bahwa sistem membaik pada 7 Maret, dengan lebih dari 80 persen kasus baru yang dikonfirmasi didiagnosis dicatat dalam sistem pada hari yang sama.
Juga, surat kabar menunjukkan bagaimana Hubei terkena wabah influenza yang sebelumnya tidak diungkapkan pada bulan Desember, berpotensi mempersulit pekerjaan para pejabat dalam mencari virus baru.
File tersebut menunjukkan bahwa pejabat kesehatan tidak menyadari besarnya wabah atau bahwa hal itu akan berkembang menjadi krisis global.
“Mereka mengalami penurunan besar-besaran pada sistem medis. Mereka kewalahan, ”kata Dali Yang dari Dewan Hubungan Luar Negeri.
Baca Juga: Jalani Isolasi Mandiri, Anies Baswedan: Ini Baru Pertama Kali IG Sendiri
Berita Terkait
-
Sepak Bola Italia di Titik Nadir, Roberto Baggio Kasih Solusi Konkret
-
Diincar AC Milan, Jay Idzes Justru Ungkap Rahasia Betah di Sassuolo
-
AS Roma Sikat Genoa 3-1, Tempati Posisi Keempat Klasemen Sementara Liga Italia
-
Klasemen Liga Italia: Inter Milan Sambut 2026 di Puncak, Juventus Makin Gacor
-
Disebut Duet Bek Terbaik Serie A, Partner Jay Idzes Beri Respons Berkelas
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang