Suara.com - Vaksin Covid-19 seharusnya secara signifikan menurunkan tingkat kasus baru, rawat inap, dan kematian, asalkan cukup banyak orang yang melakukan vaksinasi.
Menurut model baru, yang diunggah 30 November ke database pracetak medRxiv, memvaksinasi hanya 40% dari populasi akan memangkas tingkat serangan, atau infeksi baru dari virus.
Pengurangan tersebut akan terjadi, baik secara langsung melindungi mereka yang telah vaksinasi maupun secara tidak langsung melindungi orang lainnya di masyarakat.
Tanpa vaksin, sekitar 7% orang yang rentan akan tetap terinfeksi selama tahun mendatang, dengan asumsi orang-orang mematuhi protokol kesehatan.
Jika tidak, tingkat serangan virus mungkin akan lebih tinggi, lapor Live Science.
Tingkat serangan yang rendah akibat adanya vaksin otomatis juga mengurangi kasus rawat inap dan kematian akibat Covid-19.
Dengan 40% populasi yang divaksinasi, tingkat rawat inap di ICU dan non-ICU turun 85% lebih. Kematian menurun 87% lebih dibanding skenario selama setahun tanpa vaksin.
Apakah artinya kita dapat berhenti mempraktikkan jarak sosial jika 41 juta populasi telah divaksinasi? "Tidak, tidak juga," kata penulis studi Meagan Fitzpatrick, asisten profesor dan pemodel penularan penyakit menular di University of Maryland School of Medicine.
Sekitar tiga perempat populasi kemungkinan perlu divaksinasi sebelum orang-orang dengan aman mulai melonggarkan PSBB, mengingat betapa mudahnya Covid-19 menyebar di masyarakat.
Baca Juga: Dihantam Gelombang Ketiga COVID-19, Korea Selatan Bangun Kamar RS Darurat
Namun, pemodelan baru ini belum ditinjau oleh rekan sejawat, dan dalam kasus apa pun, tidak dapat memprediksi secara sempurna apa yang akan terjadi setelah vaksinasi.
"Tapi penelitian itu memberi kita alasan untuk berharap," kata Fitzpatrick. Menurutnya, strateginya sekarang adalah untuk memberikan vaksin kepada sebanyak mungkin orang.
Sementara studi ini menyoroti kekuatan dan janji vaksin Covid-19, penulis penelitian memperingatkan bahwa vaksin harus dipasangkan dengan pengamanan lain terhadap virus, seperti pemakaian masker, pengujian, dan pelacakan kontak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar