Suara.com - Hasil uji coba tahap awal vaksin Covid-19 di Australia menunjukkan hasil yang menjanjikan, tapi sayangnya peneliti menemukan jika vaksin menyebabkan diagnosis positif palsu pada tes HIV.
Hasilnya pada uji coba terhadap 216 peserta terpantau aman dan menghasilkan respon kekebalan tubuh terhadap Covid-19, tapi para peserta ini saat dites HIV malah dinyatakan positif.
Fakta ini dikhawatirkan merusak kepercayaan masyarakat terhadap vaksin.
Ini membuat pejabat Australia memutuskan untuk membatalkan pesanan beberapa dosis vaksin dari total 51 juta dosis yang dipesan. Vaksin itu dikembangkan perusahaan University of Queensland dan perusahaan farmasi lokal CSL Ltd.
"(Vaksin) mungkin bekerja. Tapi kami tidak ingin memiliki masalah dengan kepercayaan diri, dan efek positif HIV palsu ini hanya menyebabkan kebingungan dan mengurangi kepercayaan masyarakat," ujar Sekretaris Departemen Kesehatan Australia, Brendan Murphy, mengutip Live Science, Minggu (13/12/2020).
Seperti diketahui vaksin tersebut mengandung potongan kecil dari protein virus HIV yang bisa membuat vaksin lebih stabil.
Hasilnya kekebalan tubuh atau antibodi memang terbentuk karena keberadaan potongan virus HIV ini, tapi menyebabkan beberapa relawan mengalami positif palsu HIV.
Meski dalam vaksin terkandung potongan virus HIV, perlu diketahui positif palsu HIV terjadi bukan karena suntikkan vaksin menyebabkan relawan terinfeksi HIV, dan dipastikan potongan virus HIV yang dimasukkan dalam vaksin tidaklah berbahaya.
Relawan memang diberitahu jika peserta akan mendapatkan antibodi karena suntikkan vaksin.
Baca Juga: Bio Farma Minta RS Jangan Pre Order Vaksin Covid Sebelum Ada Instruksi
"Tapi yang tidak terduga jika antibodi yang terbentuk mengganggu dalam tes HIV," terang CSL selaku perusahaan pengembang vaksin.
Berita Terkait
-
Liburan Romantis Akhir Tahun, Margaret River Australia Barat Wajib Masuk List
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental